My Life is My Choise

My Life is My Choise

Senin, 04 Mei 2015

Rinduku ku sampaikan lewat Al-Fatihah

Selamat malam,

kisah ini aku dapet dari salah satu teman terbaik aku, berawal dari seminar yang harusnya dengerin pembicara, eh ini malah asik ngobrol bertiga tentang rencana dan rahasia Allah.. hmm
oke, jadi temenku cerita kalau dia punya temen satu ponpes dulu. temenku adalah alumni ponpes di kota bumi mina tani. sekarang pun dia juga masuk ponpes selama kuliah. orangnya baik banget
temennya dia adalah adik ponpes yang deket banget sama dia. adik ponpesnya pernah telfon dan cerita kepadanya, kita anggep dia adalah x. x adalah salah satu santri di ponpes tersebut, wajahnya yang anggun, baik dan lugu membuatnya dipanggil oleh ibu nyai. beliau adalah pengurus ponpes yang disegani oleh semua santri disana.
x datang menemui bu nyai, dia bingung kenapa dia dipanggil oleh beliau. kemudian dia diminta untuk membuatkan teh, membantu memasak bu nyai. dia nggak sempet berfikir kenapa dia harus membuat teh dan membantu memasak bu nyai di ruang tamu bukannya di dapur. padahal saat itu juga ada tamu, tapi entah siapa dia tidak berani untuk melihat apalagi menatapnya. dia hanya melakukan apa yang diperintahkan bu nyai. setelah selesai menyajikan hidangan, dia pamitan untuk kembali ke asrama. tiba-tiba bu nyai memanggilnya. "nduk, ada yang ingin saya sampaikan" kata bu nyai
"iya bu, ada apa" jawab x. bu nyai menjelaskan jika ada seorang laki-laki yang tertarik untuk mempersunting x. laki-laki itulah yang sejak tadi ada di ruang tamu memandangi x membuat teh dan memantu memasak bu nyai.
x terkejut, entah perasaan apa ini. jantungnya berdetak kuat, tubuhnya gemetar. sontak dia langsung menggenggam tangan bu nyai sambil berkata "saya belum siap bu nyai, saya masih 19 tahun, saya harus bilang ke umi sama abi dulu bu nyai" seribu alasan keluar dari mulutnya dengan nada gemetar
bu nyai hanya tersenyum dan menjelaskan, jika sang lelaki tersebut tidak terburu-buru. lelaki tersebut adalah seorang anak kyai yang sedang menempuh kuliah di kota gudheg, dia sedang menyelesaikan tugas akhirnya. katanya setelah selesai kuliah baru dia akan datang ke rumah x untuk melamarnya
"oh Ya Allah, mimpi apa semalam dipinang oleh anak seorang kyai" batinnya saat sudah berpamitan dan kembali ke asrama. dia bahkan tidak sempat melihat wajah sosok laki-laki tersebut, bagaimana ini??
sambung cerita, beberapa bulan kemudian. saat x berada di rumah. iya, karena ponpes libur jadi santrinya boleh pulang ke rumah masing2.
pagi hari, dia baru selesai beres-beres rumah. nyuci udah. nyapu udah, ngaji udah. tiba-tiba terdengar suara mobil menghampiri di depan rumahnya. bapak dan ibuknya hari itu ada di rumah. dia adalah anak bungsu dan kedua kakaknya sudah  berumah tangga dan tinggal jauh dari rumahnya.
bapak langsung keluar untuk melihat siapa yang datang. sedangkan dia sibuk membantu masak ibunya di dapur. "bu, ada tamu dari ponpes" kata bapak. ibu pergi mengikuti jejak bapak ke ruang tamu. beberapa menit kemudian, ibu mendekati ku dan berkata "nduk, ayo dirapikan baju kamu trus kita kedepan. ada tamu yang ingin bertemu dengan anak ibu". dengan wajah bingung x merapikan baju dan jilbabnya. kemudian mengikuti langkah ibuknya menuju ruang tamu.
nggak ada di fikiran x siapa tamu yang ingin bertemu dengannya. biasanya kan tamu cuma bertemu dengan bapak atau ibuknya. kalau temen2nya dateng pasti langsung manggil namanya dari teras rumah.
dengan wajah terus menunduk, dia mengikuti langkah ibuknya sampai ruang tamu. bapak langsung berkata "ini ada bu nyai kamu, nduk. ayo sungkem dulu". tanpa menoleh ke yang lain dia langsung sungkem pada bu nyai. setelah itu dia diminta untuk membuat minum dan membawa jamuan untuk hidangan para tamu. entah ada berapa tamunya, tapi ibuk bilang bikin minum 7 gelas.
minuman dan hidangan sudah dia sajikan di meja. dia memberikan rasa hormat kepada tamu yang datang dengan menganggukkan kepalanya. dia sedikit menatap wajah2 tamu yang sedang tersenyum menatapnya. "silahkan pak, bu, mas diminum" dia menawari mereka dengan suguhan teh hangat.
gerimis mengiringi kedatangan mereka, bu nyai memulai pembicaraan "ini lho pak calon yang akan meminang putri bapak". tanpa x duga, ini adalah kedatangan laki-laki yang beberapa bulan kemarin bertemu di tempat bu nyai. dia datang bersama kedua orang tuanya. dia mencoba menatap ke arah wajah tampan yang mengenakan baju kokoh putih dan sarung warna biru, lengkap dengan peci yang mengiasih ketampanan ciptaan Allah. "subhanallah" dia mengagumi kebesaran Allah dalam hatinya.
bu nyai mempersilahkan dia untuk sekedar bercakap-cakap dengan laki-laki itu di depan teras. dia hanya bisa menuruti perkataan beliau. dia melangkah menuju teras mengikuti langkah sosok laki-laki di depannya, dia terus menundukkan kepala menutupi wajahnya yang sudah merah merona karena malu, gemetaran, bingung apa yang harus dikatakan kepada laki-laki tersebut.
laki-laki tersebut memulai pembicaraan, "hai x, namaku y" kata y. dia menjawab "iya mas, aku x". tanpa panjang lebar mereka bercakap-cakap. mereka hanya bertukar nomer telefon agar mudah menghubungi satu sama lain. tak banyak yang mereka bicarakan, hanya seputar kuliah dan ponpes.
setelah beberapa menit, bu nyai memanggil mereka berdua. laki-laki tersebut pamitan untuk pulang dengan kedua orang tuanya. entah apa yang telah dibicarakan tadi di dalam antara bu nyai, kedua ornag tua y, dan kedua ornag tua dia. hati dan perasaannya kini bercampur, antara senang, bingung dan entahlah perasaan apa ini ya Allah.
sore harinya dia menerima sms, dia membuka pesan dari mas y. bahagia menghampiri hatinya. mas y pamitan mau berangkat ke kota gudheg sore itu. dia hanya menjawab hati-hati di jalan ya mas. nanti kalau sudah sampai ngabari lagi (dengan bahasa krama alus lho smsnya).
waktu berjalan begitu cepat, beberapa minggu tidak ada kabar dari mas y. dia hanya bisa menitipkan salam dan rindunya lewat do'a dan Al-Fatihah. hanya itu yang bisa dia lakukan. dia menyerahkan semuanya kepada Allah.
beberapa bulan kemudian, saat dia di ponpes. dia dipanggil oleh bu nyai. dia masih berfikir kenapa. ada apa bu nyai memanggilnya. "ini ada yang pengen ketemu kamu, katanya mau pamitan" kata bu nyai.
ternyata mas y yang datang untuk menemui dia, mas y berpamitan kalau akan pergi ke kota gudheg besok. jadi skalian dia pulang, dia sempatkan untuk mampir ke ponpes untuk melihatnya.
dia hampir tidak mengenali wajah mas y. karena dia hanya menatap sekilas wajah mas y beberapa bulan yang lalu. dia tidak punya foto mas y. bahkan akun fb saja tidak punya. dia hanya mengandalkan do'a dan Al-Fatihah yang selalu dia panjatkan kepada Allah agar mas y selalu dalam lindungan-Nya.




subhanallah, sungguh menakjubkan rahasia dan rencana Allah. Dia telah merancang dan mengaturnya sedemikian rupa. patutlah kita selalu berdo'a, berusaha dan bertawakal kepada-Nya. semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua :)

Tidak ada komentar: