KONSEP
NUTRISI
JAWABAN
DARI WORKBOOK
Disusun Oleh :
1.
Destini
Puji Lestari
2.
Dieta
Suryaningsih
3.
Fransisca
Ayu
4.
Galuh
Ayu P.
5.
Nafisah
Amalia
6.
Nunung
Hidayati
7.
Kristianto
Dwi N.
8.
Prima
Sarah S.
9.
Rosalia
Aini L.
10.
Tri
Ambarsari
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
1.
Bagaimana mekanisme lapar pada manusia?
Jawab :
A. Fisiologi Lapar
1. Pusat saraf yang mengatur asupan makanan.
- Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan
- Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang
- Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata
1.
Faktor-faktor yang mengatur
jumlah asupan makanan.
Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi:
a.
Pengaturan jangka pendek, yang
terutama mencegah perilaku makan yang berlebihan di setiap waktu makan.
Pengisian saluran cerna menghambat
perilaku makan.Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum,
sinyal inhibisi yang teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn
untuk menekan pusat makan,sehingga nafsu makan berkurang.
Faktor hormonal saluran cerna
menghambat perilaku makan.Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon
terhadap lemak yang masuk ke duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan
untuk mengurangi perilaku makan lebih lanjut.Selain itu,adanya makanan dalam
usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan peptide mirip glucagon, yang
selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin terkait glukosa dan sekresi dari
pancreas, yang keduanya cendrung untuk menekan nafsu makan.
Ghrelin, suatu hormone
gastrointestinal meningkatkan perilaku makan.Kadar Ghrelin meningkat disaat
puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan menurun drastic setelah makan yang
mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin berperan untuk meningkatkan nafsu
makan.
Reseptor mulut mengukur jumlah asupan
makanan.Berkaitan dengan perilaku makan, seperti mengunyah, salivasi, menelan,
dan mengecap yang akan “mengukur” jumlah makanan yang masuk, dan ketika
sejumlah makan telah masuk, maka pusat makan dihipotalamus akan dihambat.
b.
Pengaturan jangka panjang, yang
terutama berperan untuk mempertahankan energy yang disimpan di tubuh dalam
jumlah normal.
Efek kadar glukosa, as.amino, dan
lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku makan.Penurunan kadar gula
dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang
disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori
lipostatik dan teori aminostatik.
Peningkatan kadar glukosa darah akan
meningkatkan kecepatan bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyangdi
nucleus ventro medial dan paraventrikulat hipotalamus.
Peningkatan kadar gula juga secara
bersamaan menurunkan bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar hipotalamus
lateral.
Pengaturan suhu dan asupan makan.Saat
udara dingin, kecendrungan untuk makan akan meningkat.Sinyal umpan balik dari
jaringan adipose mengatur asupan makanan.
Lapar dapat terjadi karena adanya
stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan impuls tersebut ke
pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed
pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang
akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi
yang ditentukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat
kenyang yakni di nucleus ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan
merasa puas akan makan, sehingga kita akan berhenti makan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada
manusia adalah:
- Hipotesis Lipostatik
Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung
atau mengukur persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak
tersebut rendah, maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa
lapar dan makan.
- Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan
merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin.
Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah
kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk
memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh.
- Hipotesis Glukostatik
Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya
glukosa dalam darah. Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan
sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke
seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan
memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan
pengeluaran asam lambung.
- Hipotesis Termostatik
Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set
point, maka hipotalamus akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi
panas yang dikemukakan oleh Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu
badannya turun, dan ketika naik lagi, rasa lapar berkurang.Inilah salah satu
yang bisa menerangkan mengapa kita cenderung lebih banyak makan di waktu musim
hujan/dingin.
- Neurotransmitter
Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka
berpengaruh terhadap nafsu makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan
neuropeptida Y akan membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya
dopamine dan serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat.
- Kontraksi di Duodenum dan Lambung
Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung
telah kosong selama beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi
peristaltik yang ritmis di dalam korpus lambung.Ketika kontraksi sangat kuat,
kontraksi ini bersatu menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3
menit. Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang
rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di
bagian bawah lambung yang disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu
lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan
yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam
waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya.
- Psikososial
Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen
biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian
prikologis kita, komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar.
Tak seperti makhluk lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas
kesehariannya, termasuk saat tidur dan makan. Penanda waktu ini juga
memicu rasa lapar.
Bau, rasa, dan tekstur makanan juga memicu rasa
lapar.Warna makanan juga memperngaruhi rasa lapar.Stres juga dapat berpengaruh
terhadap nafsu makan, tetapi ini bergantung pada masing-masing individu.
Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang
normal yang biasa makan 3 kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan
merasa lapar pada waktunya makan walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam
jaringan-jaringannya.
Saat berenang, tubuh akan menggunakan energy sebesar 500
kalori per jamnya. Semakin lama berenang makan jumlah energy yang terpakai pun
semakin besar. Hal ini akan menurunkan kadar gula didalam tubuh.
Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa
lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik
pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Penurunan kadar glukosa darah akan menurunkan kecepatan
bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyang di nucleus ventromedial dan
paraventrikulat hipotalamus.
Penurunan kadar gula juga secara bersamaan meningkatkan
bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral.
Akibat penundaan lapar adalah terjadi kontraksi
peristaltic yang ritmis di korpus lambung , ketika kontraksi berturut – turut
tersebut sangat kuat , kontraksi – kontraksi ini menimbulkan kontraksi tetanik
yang continue dan kadang berlangsung selama 2 sampai 3 menit. Kontraksi ini
sangat meningkat ketika kadar gula darah lebih rendah dari normal. Kontraksi
ini dapat menimbulkan rasa nyeri ringan di bagian bawah lambung , disebut
Hunger Pans. Hunger pans tidak terjadi sampai waktu 12 sesudah masuknya makanan
terakhir. Selain jika penundaan ini belangsung dalam waktu yang lebih lama maka
akan terjadi metabolic lemak dan protein untuk menggantikan kadar gula yang
turun.
2.
Jelaskan pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme pada
glukosa, protein dan lemak!
Jawab :
- Pengertian Metabolisme
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup/sel.
Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim.
- Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Metabolisme Karbohidrat berbentuk
monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses
penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida
(Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati.Di
dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh
darah ke otot.Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses
Glikoneogenesis.
- Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan
pepton.Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino
dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau
berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati
ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan
untuk membuat protein darah.Karean protein dapat larut dalam air sehingga
umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan
dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati
kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat
yaitu asam organic dan amoniak.Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam
organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
- Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam
lemak karena
giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan
dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah
menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan
tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.
- Katabolisme
1.
Katabolisme Karbohidrat
Walaupun karbohidrat, lemak, dan protein semuanya dapat
diproses dan dikonsumsi sebagai bahan kabar, kita terbiasa untuk mempelajari
langkah-langkah respirasi seluler dengan menelusuri perombakan gula glukosa
(C6H12O6) (Campbell, 2003: 160).Pembakaran glukosa memerlukan oksigen.Tetapi
beberapa sel harus hidup dimana tidak ada atau tidak selalu terdapat
oksigen.Sebagai contoh, sel-sel ragi di dalam botol yang tertutup tidak
mendapat oksigen.Akan tetapi, semua sel mempunyai peralatan enzimatik untuk
mengkatabolis glukosa tanpa bantuan oksigen (Kimball, 2003: 144).Perombakan
anarobik (tanpa oksigen) disebut fermentasi. Sedangkan perombakan secara
aerobik (menggunakan oksigen) disebut respirasi sel. Tetapi meskipun sel
melangsungkan respirasi glukosa dan tidak melakukan fermentasi, langkah-langkah
permulaannya tetap sama: langkah-langkah glikolisis. Adapun langkah-langkah
katabolisme gula glukosa dapat diuraikan sebagai berikut.
a.
Glikolisis
Glikolisis berasal dari kata Yunani
yang berarti “gula” dan “pelarutan”. Glikolisis merupakan suatu proses
penguraian molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon, secara enzimatik, untuk
menghasilkan dua molekul piruvat, yang memiliki 3 atom karbon. Selama
reaksi-reaksi glikolisis yang berurutan, banyak energi bebas yang diberikan
oleh glukosa yang disimpan dalam bentuk ATP (Lehninger, 2005: 73).
Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan
terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis
tersebut dinamakan juga jalur Embden-Meyerhof (Poedjiadi, 1994: 255).
Glikolisis terjadi tanpa memandang ada atau tidaknya oksigen molekuler (O2)
(Campbell, 2003: 168).Jalur katabolik glikolisis terdiri atas sepuluh langkah,
yang masing-masing dikatalisis oleh enzim spesifik. Kita dapat membagi
kesepuluh langkah ini menjadi dua fase, yaitu fase investasi energi yang
mencakup lima langkah pertama dan fase pembayaran energi yang mencakup lima
langkah berikutnya (Campbell, 2003: 165). Adapun langkah-langkah glikolisis
dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa
diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan fosforilasi pada posisi 6,
menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan memanfaatkan ATP (Gambar 2).Reaksi ini
bersifat tidak dapat balik.Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi
tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya ialah isomerasi,
yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu aldosa, menjadi
fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan enzim
fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Pada tahap ini fruktosa-6-fosfat
diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosoffruktokinase dibantu oleh
ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini, gugus fosfat dipindahkan dari ATP
ke fruktosa-6-fosfat pada posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian
reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua
molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan
D-gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim
aldolase.
Hanya satu di antara dua triosa
fosfat yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat
langsung diuraikan pada tahap reaksi glikolisis berikutnya.Tetapi, dihidroksi
aseton fosfat dapat dengan cepat dan dalam reaksi dapat balik, berubah menjadi
gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase triosa fosfat.
Tahap selanjutnya adalah reaksi
oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi
ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam
fosfat.Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase
gliseraldehida fosfat.
Pada tahap ini, enzim kinase
fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.
Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+
sebagai kofaktor.
Pada tahap ini, terjadi pengubahan
asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.Reaksi ini melibatkan
pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi 2.Reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya adalah reaksi
pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan katalisis
enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor.Reaksi pembentukan asam fosfoenol
piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah
reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP
yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul ATP dan
molekul asam piruvat.
Glikolisis melepaskan energi kurang
dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam glukosa; sebagian besar
energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvat (Campbell, 2003:
168).Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui oleh piruvat setelah
glikolisis.Pada organism aerobik, glikolisis menyususun hanya tahap pertama
dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O.Lintas piruvat
ke dua adalah reduksinya menjadi laktat, jika jaringan hewan dalam keadaan
anaerobik, terutama pada kontraksi aktif otot kerangka.Lintas piruvat utama
yang ketiga menyebabkan pembentukan etanol (Lehninger, 2005: 73-74).
b.
Siklus Asam Sitrat
Karbohidrat, asam lemak, dan hamper
semua asam amino, akhirnya dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam
sitrat (Lehninger, 2005: 115). Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi
kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan
berulang, bertujuan untuk mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah
energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan menggunakan oksigen atau
aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus Krebs, menggunakan nama Hans
Krebs, seorang ahli biokimia yang banyak jasa atau sumbangannya dalam
penelitian tentang metabolisme karbohidrat.
Setelah memasuki mitokondria,
piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang disebut asetil CoA. Langkah
ini merupakan persambungan antara glikolisis dan siklus Krebs, yang
diselesaikan oleh kompleks multi enzim yang mengkatalisis tiga reaksi: (1)
Gugus karboksil piruvat, yang memiliki sedikit energi kimiawi, dikeluarkan dan
dilepas sebagai molekul CO2, (2) Fragmen berkarbon dua yang tersisa dioksidasi
untuk membuat senyawa yang dinamai asetat. Suatu enzim mentransfer elektron
yang diekstraksi ke NAD+, dan menyimpan energi dalam bentuk NADH, (3) Akhirnya,
koenzim A, senyawa mengandung sulfur turunan dari vitamin B, diikatkan pada
asetat tadi oleh ikatan tak stabil yang membuat gugus asetil sangat reaktif
(Campbell, 2003: 168).
Gabungan dehidrogenasi dan
dekarboksilasi piruvat menjadi asetil KoA melibatkan kerja tiga enzim yang
berbeda secara berurutan, yaitu piruvat dehidrogenase (E1), dihidrolipoil
transasetilase (E2), dan dihidrolipoil dehidrogenase (E3), dan juga lima
koenzim atau gugus prostetik yang berbeda, tiamin pirofosfat (PPP), flavin
adenine dinukleotida (FAD), koenzim A (CoA), nikotinamida adenin dinukleotida
(NAD+), dan asam lipoat (Lehninger, 2005: 116). Tahapan pembentukan asetil CoA
dari asam piruvat dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Reaksi pertama pada siklus Krebs
adalah pembentukan asam sitrat dari asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan
cara kondensasi. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase.Pada
reaksi ini, karbon meil gugus asetil dari asetil KoA berkondensasi dengan gugus
karbonil pada oksaloasetat; secara serentak, ikatan tioester dipecahkan untuk
membebaskan koenzim A.
Asam sitrat kemudian diubah menjadi
asam isositrat melalui asam akonitat.Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah
akonitase. Pada reaksi ini, satu molekul air dikeluarkan dan yang lain
ditambahkan kembali.
Pada tahap selanjutnya, asam
isositrat diubah menjadi menjadi asam oksalosuksinat oleh enzim isositrat
dehidrogenase dengan koenzim NADP+, kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam
a-ketoglutarat oleh enzim karboksilase.Pada reaksi yang kedua ini dihasilkan
pula CO2.Untuk 1 mol asam isositrat yang diubah dihasilkan 1 mol NADPH dan 1
mol CO2.
Pada tahap selanjutnya, a-ketoglutarat
mengalami dekarboksilasi oksidatif, membentuk suksinil KoA dan CO2 oleh kerja
kompleks a-ketoglutarat dehidrogenase.Raksi ini analog dengan reaksi
pembentukan asetil KoA dari asam piruvat.Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga
dalam reaksi pembentukan suksinil KoA.Reaksi ini menghasilkan Suksinil KoA dan
melepaskan CO2 da NADH.
Asam suksinat terbentuk dari
suksinil KoA dengan cara melepaskan koensim A serta pembentukan guanosin
trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP). Enzim suksinil KoA sintetase bekerja
pada reaksi yang bersifat reversible ini.Gugus fosfat yang terdapat pada
molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP.Katalis dalam reaksi ini adalah
dinukleosida difosfokinase.
Pada tahap ini, asam suksinat diubah
menjadi asam fumarat melalui proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat
dehidrogenase dan FAD sebagai koenzim.
Asam malat terbentuk dari asam
fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim fumarat hidratase atau yang lebih
dikenal dengan nama enzim fumarase, bekerja sebagai katalis dalam reaksi
ini.
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat
ialah dehidrogenasi asam malat untuk membentuk asam oksaloasetat yang
dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase.
Oksaloasetat yang terjadi kemudian
bereaksi dengan asetil koenzim A dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi lebih
lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi tersebut di atas
berlangsung terus menerus dan berulang kali.Tahap-tahap dalm siklus Krebs ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
c.
Rantai Transpor Elektron
Pada sistem transpor elektron,
berlangsung pengepakan energi dari glukosa menjadi ATP.Reaksi ini terjadi di
dalam membrane dalam mitokondria.Hidrogen dari siklus Krebs yang tergabung
dalam FADH2 dan NADH diubah menjadi elektron dan proton.
Sebagai pembawa elektron adalah sejenis
protein dan gugus yang dapat berkaitan dengan protein.Golongan ini mencakup
NAD, FAD, ubikuinon, dan protein sitokrom.Pada sistem transpor elektron ini,
oksigen adalah akseptor elektron terakhir. Setelah menerima elektron, O2 akan
bereaksi dengan H+ membentuk H2O (Pratiwi, 2006: 32).
d. Fermentasi
Katabolisme anaerobik dari nutrien
organik dapat terjadi dengan fermentasi.Fermentasi terdiri atas glikolisis
ditambah dengan reaksi yang menghasilkan NADH ke piruvat.Terdapat banyak jenis
fermentasi, perbedaannya dalam produk limbahnya yang terbentuk dari piruvat.Dua
jenis yang umum ialah fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat (Campbell,
2003: 174).
1)
Fermentasi Alkohol
Pada fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol
(etil alkohol) dalam dua langkah.Langkah pertama, melepaskan karbon dioksida
dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetaldehida berkarbon dua.Dalam
langkah kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol.Ini meregenerasi
pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis.Fermentasi alkohol oleh ragi,
digunakan dalam pembuatan bir dan anggur.Banyak bakteri juga melakukan
fermentasi alkohol dalam kondisi anaerobik (Campbell, 2003: 174).
2)
Fermentasi Asam Laktat
Pada fermentasi asam laktat, piruvat direduksi langsung
oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepas CO2
(Campbell, 2003: 174).Fermentasi asam laktat dapat terjadi pada fungi atau
bakteri.Selain itu, fermentasi asam laktat juga dapat terjadi pada otot-otot
yang bekerja terlalu berat, yang oksigennya tidak cukup untuk respirasi sel
(Kimball, 2003: 150).
2.
Katabolisme Protein
Tahap awal metabolisme asam amino melibatkan pelepasan
gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino.
Dua proses utama pelepasan gugus amino, yaitu 1) transaminasi, yaitu proses
katabolisme asam amino yang melibatkan gugus amino dari satu asam amino kepada
asam amino lain, 2) deaminasi oksidatif yang menggunakan enzim dehidrogenase
sebagai katalis (Poedjiadi, 1994: 301-302).
Pada gambar berikut terlihat bahwa kerangka karbon dari 10 asam amino
menghasilkan asetil KoA, yang laangsung memasuki siklus asam sitrat.Lima dari
sepuluh asam amino diuraikan menjadi asetil KoA melalui piruvat.Kelima asam
amino yang masuk melalui piruvat adalah alanin, sistein, glisin, serin, dan
treonin. Sedangkan lima lainnya, yaitu asam amino fenilalanin, tirosin, lisin,
tritofan, dan leusin sebagian karbon asam aminonya menghasilkan asetoasetil KoA,
yang lalu diubah menjadi asetil KoA. Kerangka karbon metionin, isoleusin, dan
valin lambat laun terdegradasi oleh lintas yang menghasilkan suksinil KoA,
senyawa antara siklus asam sitrat.Fenilalanin dan tirosin masing-masing
menghasilkan dua produk dengan 4 karbon, yaitu asetoasetat dan
fumarat.Asetoasetat memasuki siklus asam sitrat dalam bentuk asetil
KoA.Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya memasuki siklus
asam sitrat melalui oksaloasetat (Lehninger, 2005: 225, 226, 232, 233, 234).
Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis protein.
Setelah gugus amino dari asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah menjadi
asam piruvat dan ada juga diubah menjadi asetil koenzim A. Gugus amino yang
dilepas dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah menjadi amoniak (NH3) dan
dibuang lewat urine, 1 gram protein menghasilkan energi yang sama dengan 1 gram
karbohirat (Anonim, 2009).
3.
Katabolisme Lipid
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi,
maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol
menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.Jika sewaktu-waktu
tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat
sehingga dihasilkan energi (Nugroho, 2009). Lebih lanjut Nugroho menguraikan
proses metabolisme asam lemak sebagai berikut.
a.
Katabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida)
dapat menjadi sumber energi.Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur
metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis.Pada tahap awal, gliserol mendapatkan
1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.Selanjutnya senyawa ini
masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
b.
Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi
Beta)
Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak
harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA.Dengan adanya ATP dan Koenzim
A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase
(Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak
rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam
mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin. Langkah-langkah masuknya asil KoA
ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut.
1)
Asam lemak bebas (FFA)
diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase.
2)
Setelah menjadi bentuk aktif,
asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang
terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah
menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
3)
Pada membran interna
mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang bertindak
sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
4)
Asil karnitin yang masuk ke
dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim
karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria
menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
5)
Asil KoA yang sudah berada
dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta.
Pada proses oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam
rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2
atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke
dalam siklus asam sitrat.Menurut Poedjiadi (1994: 279-280), tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut.
a)
Pembentukan asil KoA dari asam
lemak berlangsung dengan katalis enzim asil KoA sintetase yang disebut juga
tiokinase.
b)
Reaksi kedua adalah reaksi
pembentukan enoil KoA dengan cara oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase
berperan sebagai katalis dalam reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi
ini adalah FAD yang berperan sebagai akseptor hydrogen. Dua molekul ATP
dibentuk untuk tiap pasang electron yang ditransportasikan dari molekul FADH2
melalui sistem transport electron.
c)
Pada reaksi ketiga, enzim enoil
KoA hidratase merupakan katalis yang menghasilkan L-hidroksiasil KoA. Reaksi
ini ialah reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap anatar C-2 dan C-3.
d)
Reaksi keempat adalah reaksi
oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim
L-hidrokdiasil koenzim A dehidrogenase melibatkan NAD yang direduksi menjadi
NADH.
e)
Tahap kelima adalah reaksi
pemecahan ikatan C-C, sehingga menghasilkan aseil koenzim A dan asil koenzim A
yang mempunyai jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul semula. Asil
KoA yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme lebih lanjut
melalui reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C
pada asam lemak terpecah menjadi molekul-molekul asetil KoA. Selanjutnya asetil
KoA dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat
(Poedjiadi, 1994: 282). Asetil KoA yang dihasilkan dari oksidasi asam lemak
tidak berbeda dengan asetil KoA yang dibentuk dari piruvat (Lehninger, 2005:
204). Tahapan-tahapan dalam oksidasi asam lemak ini dapat dilihat pada gambar
27 berikut ini.
C.
ANABOLISME
1.
Anabolisme
Lemak
Makanan bukan
satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai
cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada
manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis
asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta). Sintesis asam lemak
terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama
sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks
multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis (Murray, et al,
2003).
2.
Anabolisme Protein
Proses
anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap
yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan
tahap penghentian (termination).
a.
Tahap
Initiation
Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom
subunit besar dan subunit kecil. Inisiator aminosil tRNA hanya dapat berikatan
dengan kodon AUG yang disebut juga kodon pemrakarsa, karena AUG adalah kode
untuk asam amino metionin. Metionin ini akan digandeng oleh inisiator aminoasil
tRNA, shingga tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi diawai
dengan pemisahan ribosom sub unit besar dengan ribosom sub unit kecil. Langkah
kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP. Langkah ketiga kombinasi
Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom su-unit kecil. Dan ini akan
mengakibatkan langkah selanjutnya. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil
akan siap bergabung dengan mRNA dalam satu reaksi kompleks yang melibatkan
hidrolisis ATP. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil
dan ribosom subunit besar yang disertai dengan hidrolisis GTP menjadi
GDP. Tahap ini diakhiri dengan gabungnya antara ribosom dengn mRNA dan
Met-tRNA.
b.
Tahap
Pemanjangan (Elongasi)
Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex),
maka ribosom subunit besar akan menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan
diahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat
yang terpisah pada ribosom sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A
(aminoasil). Pada proses elongasi ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk
menerjemahkan pesan yang dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.
Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi
pengikatan aminoasil tRNA (AA2) dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu
terjadi ikatan pada kompleks tersebut pada ribosom sisi A. Pada langkah ketiga
GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan aminoasil-tRNA (AA2) pada
sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama. Pada langkah keempat
metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai terikat asam
amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide yang membentuk
dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini dikatalis oleh
peptidil transferse yang dihasilkan oleh ribosom sub unit besar. Pada langkah
terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’ sehingga dipeptida yang
sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P, sehingga sisi A
menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan dimasuki tRNA.
Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang menggandeng asm amino
masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan, dan akibatnya akan terjadi
ikatan peptide diantara keduanya.
c.
Tahap
Penghentian (terminasi)
Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi
tahap ini penejemahan kan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA)
masuk ke sisi A. Hal ini akan terjadi jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki
anti kodon yang dapat berpasangan dengn kodon-kodon penghenti. Setelah itu
sebgai pengganti tRNA, masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke
sisi A. Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai
polipepetida yang telai usai dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali
terpisah menjadi unti besar dan unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian
akan berfungsi lagi sebagia penerjemah (Marianti, 2007).
- ANABOLISME GLUKOSA
Di
dalam hati dan otot, sebagian besar glukosa diubah menjadi glikogen melalui
prosen glikogenesis (anabolisme). Glikogen disimpan di dalam hati dan otot
sampai tiba waktunya diperlukan lagi sewaktu kadar glukosa darah rendah. Jika
kadar glukosa darah rendah, hormon epinefrin dan glukagon akan disekresikan
untuk menstimulasi konversi glikogen menjadi glukosa. Proses ini disebut
glikogenolisis (katabolisme).
Jika glukosa diperlukan segera
setelah masuk ke dalam sel untuk suplai energi, dimulailah proses metabolik
yang disebut glikolisis (katabolisme). Hasil akhir glikolisis adalah asam
piruvat dan ATP.
Karena glikolisis menghasilkan ATP
dalam jumlah relatif sedikit, reaksi-reaksi berikutnya terus mengkonversi asam
piruvat menjadi acetyl CoA dan kemudian asam sitrat dalam siklus asam
sitrat.Sebagian besar dari ATP dibentuk dari oksidasi pada siklus asam sitrat
dalam hubungannya dengan rantai transpor elektron.
Sewaktu terjadi aktivitas otot yang
berlebih, asam piruvat dikonversi menjadi asam laktat (bukan acetyl CoA).Pada
periode istrirahat, asam laktat dikonversi kembali menjadi asam piruvat. Asam
piruvat tersebut kemudian akan dikonversi kembali menjadi glukosa dalam proses
glukoneogenesis (anabolisme). Jika glukosa sedang tidak diperlukan, glukosa
dikonversi menjadi glikogen melalui proses glikogenesis.
3.Apakah perbedaan basal metabolisme rate
(BMR) dan basal energy expenditure (BEE)
Angka Metabolisme Basal (AMB) atau
Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan
tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme
basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan , peredaran
darah, pekerjaan gunjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses
di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua pertiga
energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas
metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilokalori
per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin
pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan.
Cara
mengukur Angka Metabolisme Basal
AMB dapat diukur melalui kalorimeter
langsung dan kalorimeter tidak langsung. Pengukuran metabolisme basal dilakukan
pada pagi hari terhadap subyek yang berada dalam keadaan istirahat total baik
fisik maupun emosional, tidak makan selama dua belas jam terakhir sertaberada
pada suhu dan lingkungan yang nyaman.
Cara
menaksir kebutuhan energi basal dengan perhitungan
Dengan memperhitungkan berat badan ,
tinggi badan dan umur, Harris dan Benedict pada tahun 1909 menentukan rumus
untuk menghitung kebutuhan energi basal sebagai berikut:
AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + (kg)
+ 5,0 TB (cm) - 6,8 U
AMB perempuan = 655 + 9,6 BB + 1,8 TB
- 4,7 U
BB = berat badan, TB = tinggi badan, U
= usia
Pengeluaran Energi Basal (Basal Energy
Expenditure, BEE) adalah pengeluaran kalori secara teoritis dalam keadaan puasa
dan istirahat tanpa stres.
4.
Jelaskan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
METABOLISME KARBOHIDRAT
a.
Pencernaan dan penyerapan
karbohidrat.
Amilum (zat tepung) sudah mulai mengalami pencernaa dimulut oleh
enzim ptialin. Makanan hanya sebentar berada dimulut sehingga proses pencernaan
amilum masi terus berlanjut di gaster. Cairan yang disekresi lambung tidak
mengandung enzin yang memecah karbohidrat, sehingga apabila mkanan yang dimakan
hanya mengandung karbohidrat akan tinggal dilambung sebentar. Selanjutnya,
pencernaa karbnohidrat lebih banyak terjadi pada usus bagian atas.Makanan yang
telah melalui almbungh menjadi cair berbentuk seperti bubur yang disebut
chymus.Didalam duodenum chymus dicampur dengan sekresi pankreas dan sekrsesi
dinding duodenum yang dua – duanya mengandung enzim yang dapat memecah
karbohidrat. Sekresi pankreas mengandung enzim amilopepsin sedangkan sekresi
usus halus mengan dung enzim yang memecah disakarida menjadi monosakarida.
Sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, maltase memecah maltosa
menjadi dua molekul glukosa, dan laktase memecah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
Karbohidrat yang tidak dapat dicerna akan dialirkan terus kekolon,
untuk kemudian melalui fermentasi sebagian dipecah oleh mikroba yang terdapat
didalam usus, menghasilkan energi untuk keperluan mikroba tersebut serta bahan
sisa seperti air dan karbondioksida. Sisa karbohidrat yang ada dibuang sebagai
tinja.
Penyerapan karbohidrat dimulai di dalam duodenum, setelah terbentuk
hasil pencernaan mono dan disakarida.Monosakarida yang dihasilkan adalah
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Di usus halus, maltosa, sukrosa dan laktosa
yang berasal dari makanan maupun dari hasil penguraian karbohidrat, karbohidrat
kompleks, akan diubah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim – enzim yang
terdapa di usus halus.
Maltase
Maltose 2 molekul
glukosa
Laktase
Laktosa galaktosa dan
glukosa
Sukrase
Sukrosa fruktosa dan
glukosa
Penyerapan monosakarida yang berasal dari makanan berlangsung
disepanjang usus halus, terutama dibagian duodenum, semakin menurun ke arah
distal.Ketika didaerah kolon, semua monosakarida hasil pencernaan telah diserap
kedalam dinding usus.
b.
Tarnsport dan penimbunan karbohidrat
Monoskarida (glukosa, galaktosa, fruktosa) yang telah diserap
kedalam sel epitel usus akan diteruskan kedalam cairan limphatik, kemudian masuk kedalam kapiler
darah dan dialirkan melalui vena porta kedalam hati. Semua monosakarida
mengalami tranformasi didalam sel hati menjadi bentuk glukosa.
Kadar glukosa dalam darah diatur secara otomatis oleh sel hati. Bila
kadar glukosa darah meningkat maka sel hati mengubahnya sebagian menjadi
glikogen dan disimpan didalam sel tersebut sehingga kadar glukosa dalam darah
tetap stabil 80 – 90%. Sebaliknya, bila kadar glukosa darah menurun, sebgiab
glikogen hati diubah menjadi glukosa dan dikeluarkan kedalam sirkulasi darah.
Sel otot juga memegang peranan penting dengan menimbun sebagian glikogen
kedalam sel – sel otot dan bial otot memerlukan energi, glikogen otot ini dipecah
menjadi glukosa dan diolah lebih lanjut menjadi energi dalam bentuk ATP (
Adenosin Tri Phospat).
c.
Utilisasi Karbohidrat
Hasil akhir dari perubahan karbohidrat menjadi energi adalah ATP
yang mengandunag energi kimia tinggi.ATP merupakan cadangan energi yang dapat
digunakan langsung di dalam reaksi – reaksi biokimia yang memerlukan energi.
ATP akan berubah menjadi Adenosin Diphospat (ADP) sambil melepaskan gugusan
asam phospat dan energi yang dilanjutkan kedalam reaksi biokimia yang terjadi.
Sel yang memerlukan persediaan energi lebih besar,
memiliki simpanan energi yang diperbesar dengan pembentukan metabolik berenergi
tinggi lain, yaitu Creatin phospat (Phospocreatinine, phospagen), yang
memperoleh energi dari ATP. Jika energi diperlukan maka akan dilepaskan gugusan
phospat dan energi yang digunakan membentuk ATP dari ADP. Energi dari ATP
diteruskan pada reaksi biokimia yang memerlukannya.
ATP dan Creatin phospat merupakan metabolik berenergi tinggi sebgai
timbunan energi siap pakai. Perbedaanya,
energi dari ATP dapat langsung diberikan pada reaksi biokimia yang
memerlukannya sedangka energi dari creatin phospat harus diberika dulu kepada
pembentukan ATP, baru kemudian diteruskan kepada reaksi yang memerlukannya.
KH MAKANAN
2.
METABOLISME LEMAK
Lemak didalam bahan makanan baru akan dicerna didalam duodenum
dengan adanya enzim lipase yang berasal dari sekresi pankreas. Garam empedu
yang dihasilkan oleh empedu akan mengemulsikan lemak dan asam lemak menjadi
butir halus yang dapat menembus epitel usus masuk kedalam limfe jaringan. Lemak
di eksresikan sebagaibahan sisa CO2 dan
H2O. Tidak seluruh lemak dalam makanan akan dicerna dan diserap, sebagian akan
terbuang melalui tinja. Gliserida di dalam makanan dihidrolisis total di usus
halus, dan asam lemak yang dipisahkan di emulsikan dengan pertolongan garam
empedu menjadi butiran mikroskopik yang mudah menembus epitel usus. Asam lemak
disintesis kembali menjadi lemak didalam dinding usus dan butir lemak sebagai
ion mikron dilairkan melalui kapiler limfe kedalam duktus torasikus dan masuk
kedalam aliran darah di angulus venosus. Kilomikron dialirkan oleh darah,
dibawa kehati, yang sebgian diambil sel hati terus mengalir didalam saluran
darah untuk kemudian diambil oleh sel lemak ditempat penimbunan.
3.
METABOLISME PROTEIN
Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua
sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari
asam-asam amino. Asam amino di anabolisasi menjadi jaringan, hormon dan enzim.
Asam amino juga dapat dirubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan
adiposa atau dikatabolisasi (dipecahkan) menjadi energi melalui
glikoneogenesis.
Metabolisme
Protein
Jika
makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease
yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.Albuminosa
dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan
enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran
darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh
untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein
darah.Karean protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna
secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat
digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya
sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak
dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
5.
Sebutkan vitamin yang larut dalam air dan lemak serta sumbernya. Jelaskan efek kelebihan dan kekurangan
vitamin.
VITAMIN
Vitamin adalah
zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dbentuk oleh tubuh.Vitamin termasuk kelompok
zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.Karena vitamin adalah zat
organik, maka vitamin dapat rusak karena penyimpangan dan pengolahan.
Istilah vitamine
pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. Dalam
upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit
beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan
suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita)
dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamin.
Vitamin berperan
dalam beberapa tahao reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan
tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim.Sebagian besar
koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan
protein.
Vitamin diberi nama
menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Penelitian kemudian membedakan vitamin
dalam dua kelompok, yakni vitamin larut dalam lemak (A, D, E, dan K) dan
vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).Karakteristik umum yang membedakan
vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air dapat dilihat di tabel.
Vitamin larut lemak
|
Vitamin larut air
|
·
Larut dalam lemak dan pelarut
lemak
·
Kelebihan konsumsi yang dibutuhkan disimpan
dalam tubuh
·
Dikeluarkan dalam jumlah
kecil melalui empedu
·
Gejala defisiensi berkembang
lambat
·
Tidak selalu perlu ada dalam
makanan sehari-hari
·
Mempunyai prekusor atau
provitamin
·
Hanya mengandung unsur-unsur
C, H, dan O
·
Diabsorpsi melalui sistem
limfe
·
Hanya dibutuhkan oleh
organisme kompleks
·
Beberapa jenis bersifat
toksik pada jumlah relatif rendah (6 - 10 x KGA*)
|
·
Larut dalam air
·
Simpanan sebagai kelebihan
kebutuhan sangat sedikit
·
Dikeluarkan melalui urin
·
Gejala defisiensi sering terjadi
dengan cepat
·
Harus selalu ada dalam
makanan sehari-hari
·
Umumnya tidak mempunyai
prekusor
·
Selain C, H, dan O,
mengandung N, kadang-kadang S dan Co
·
Diabsorpsi melalui vena porta
·
Dibutuhkan oleh organisme
sederhana dan kompleks
·
Bersifat toksik hanya pada
dosis tinggi (megadosis) (>10 x KGA*)
|
*)Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
A. Vitamin Larut Lemak
Setiap vitamin
larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peran tertentu dalam tubuh. Sebagian besar
vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi membutuhkan cairan
empedu dan pankreas.Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe
sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan
biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
1.
Vitamin A
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning
dan larut dala lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya
terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai
panjang.Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia
aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat
(bentuk asam).Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh.
1.
Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang.Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah
dioksidasi menjadi retinal.Retinal kemudian mengikat protein opsin dan
membentuk pigmen visual merah-ungu (visual purple) atau rodopsin.Rodopsin ada
di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod.Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini
berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin.Pada saat itu terjadi
rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang
menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.
2.
Diferensiasi Sel
Diferesiansi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami
perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya.Perubahan sifat dan fungsi sel ini
adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi
pada tiap tahap perkembangan tubuh.Sel-sel yang mengalami diferensiasi adalam
sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang
mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
3.
Fungsi Kekebalan
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan
bahwa ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap penyakit
infeksi pernafasan.
4.
Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan
dalam reproduksi pada tikus.Pembentukan sperma pada hewan jantan serta
pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan
vitamin A dalam bentuk retinol.
5.
Pencegahan Kanker
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel
dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam
pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan
kantung kemih.
6.
Lain-lain
Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah
merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.
Vitamin A terdapat
di dalam pangan hewani. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu, dan
mentega.
Kekurangan
(defisiensi) vitamin A umumnya terjadi pada anak-anak balita yang umumnya
terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia.Kekurangan vitamin A
dapat menyebabkan buta senja, perubahan pada mata, infeksi, gangguan pada
pertumbuhan, perubahan pada kulit, berkurangnya nafsu makan, dan anemia.
Kelebihan vitamin A
hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam kadar tinggi
yang berlebihan. Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing,
mual, rambut rontok, kulit mengering, anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada
wanita dapat menyebabkan menstruasi berhenti.Pada bayi terjadi hydrocepallus,
dan mudah menangis.
7.
Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu
penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi.Vitamin D dapat dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari.Bila tubuh mendapat cukup sinar
matahari, konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan.Karena dapat
disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, namun
prohormon.
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan darah
dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon
paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium,
fosfor, magnesium, dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah
membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor
tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasa tulang.
Sumber vitamin D adalah sinar matahari.Namun pada
wilayah nontropik, sumber vitamin D adalah kuning telur, hati, krim, mentega,
dan minyak hati ikan.
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang
yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalia pada orang dewasa, juga
dapat menyebabkan osteoporosis pada dewasa.Riketsia adalah kelainan tulang
karena pengerasan pada tulang terhambat sehingga tulang menjadi lembek dan
bengkok.Osteomalia adalah riketsia yang terjadi pada orang dewasa, biasanya
terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat
sinar matahari dan mengalami banyak kehamilan serta menyusui.
Kelebihan vitamin D dalam jumlah berlebihan akan
menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada
akhirnya menyebabkan klasifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh,
seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.
8.
Vitamin E
Pada tahun 1922 ditemukan suatu zat larut lemak yang
dapat mencegah keguguran dan sterilitas pada tikus.Semula zat ini dinamakan
faktor antisterilitas dan kemudian vitamin E. Vitamin E kemudian dapat
diisolasi dari minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol.
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang
larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksi. Vitamin E
berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang peranan biologik
dalam melindungi asam lemak-jenuh ganda dan komponen membran sel lain dari
oksidasi radikal bebas.
Fungsi lain dari vitamin E yang tidak berhubungan dengan
antioksidan adalah untuk memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, merangsang
reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan
sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi.
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan.Sumber
utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum
dan biji-bijian, minyak kelapa dan zaitun, daging, unggas, ikan, dan
kacang-kacangan.
Kekurangan vitamin E biasanya terjadi karena ada
gangguan absorpsi lemak.Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan sindroma
neurologik dan penyakit tumor payudara yang tidak malignan.
Kelebihan vitamin E dapat menyebabkan keracunan,
gangguan pada saluran cerna dan dapat meningkatkab efek obat antikoagulan yang
digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.
9.
Vitamin K
Vitamin K berfungsi dalam proses pembekuan darah. Vitamin
K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa
asam glutamat menjadi gama-karboksiglutamat.
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun
berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli.Semakin hijau
daun-daunan, maka semakin tinggi kandugan vitamin K-nya. Bahan makanan lain
yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur,
serealia, buah-buahan, dan sayuran.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat
menggumpal sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan yang
tidak kunjung berhenti.Kelebihan vitamin K dapat menyebabkan hemolisis sel
darah merah, sakit kuning (jaundice), dan kerusakan pada otak.
B. Vitamin Larut Air
Sebagian besar
vitamin larut air merupakan komponen sistem yang banyak terlibat dalam membantu
metabolisme energi.Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan
dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil.Oleh sebab itu vitamin larut air
perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu
fungsi tubuh normal.
1.
Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam
air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tapi dalam keadaan larut,
vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila
terkena panas.
Vitamin C berfungsi dalam sintesis kolagen; sistesis
karnitin, noradrenalin, serotonin; absorpsi dan metabolisme besi; absorpsi
kalsium; mencegah infeksi; dan mencegah kanker serta penyakit jantung.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada pangan
nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas,
rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat.Vitamin C juga banyak terdapat di dalam
sayur daun-daunan dan jenis kol.
Kekurangan vitamin C dapat dilihat dari gejala lelah;
lemah; napas pendek; kejang otot, tulang, dan persendian; kurang nafsu makan;
kulit menjadi kering; mulut dan mata kering; rambut rontok; dan perdarahan
gusi. Kelebihan vitamin C berasal dari suplemen dapat menimbulkan
hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal.
2.
Vitamin B
1.
Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat (TPP) atau
Trifosfat (TTP) memegang peranan esensial dalam transformasi energi, konduksi
membran dan saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi
dari niasin.Tiamin memiliki peran utama dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia
tumbuk atau setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya.
Di Indonesia, serealia yang dimakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber
tiamin lainnya adalah kacang-kacangan, sayur kacang-kacangan, semua daging
organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur.
Gejala klinik kekurangan tiamin menyangkut sistem saraf
dan jantung yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, yaitu beri-beri basah
dan beri-beri kering.Beri-beri basah ditandai oleh sesak napas dan edema
setelah rasa lelah berkepanjangan.Beri-beri kering ditandai oleh kelemahan otot
luar biasa dan degenerasi saraf perifer yang dapat berlanjut pada kelumpuhan
kaki.
2.
Vitamin B2
(Ribofavin)
Riboflavin terutama berfungsi sebagai koenzim Flavin
Adenin Dinukleotida (FAD), dan Flavin Adenin Monoklueotida (FMN).Kedua enzim
flavoprotein terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi sebagai jalur metabolisme
energi dan mempengaruhi respirasi sel.
Riboflavin terdapat luas dalam makanan hewani dan
nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau.
Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan
meningkatkan konsumsi riboflavin.
Kekurangan riboflavin adalah mata panas dan gatal, tidak
tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan
panas.Gejala ini dapat berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis
angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan
pembesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata.Selain itu dapat juga
menyebabkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
3.
Niasin (Asam Nikotinat)
Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan
turunan alaminya nikotinamida (niasin amida).Nikotianimida berfungsi di dalam
tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk
reduksinya).Koenzim-koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada
glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detksifikasi
dimana perannya adalah melepas dan menerima atom hidrogen.NAD juga befungsi
dalam sintesis glikogen.
Sumber utama niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging,
ayam, dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tapi kaya
triptofan
Kekurangan niasin dapat menyebabkan kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah.Dapat juga menyebabkan 4D
(dermatitis, demensia, diare, dan death).
4.
Biotin
Biotin adalah suatu asam monokarboksilat terdiri atas
cincin imidasol yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai
samping asam valerat.Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang
menyangkut penambahan atau pengeluaran karbondioksida kepada atau dari senyawa
aktif.
Biotin terdapat dalam hati, kuning
telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran, dan buah-buahan
tertentu (pisang, jeruk, semangka, dan arbei).
Gejala kekurangan biotin pada orang
dewasa adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, mual dan muntah-muntah, otot
sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat), dan
kesemutan.Pada bayi berumur di bawah enam bulan terlihat gejala dermatitis
sebore dan alopesia.
5.
Asam Pantotenat
Asam
pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam
keadaan larut daripada kering serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas
kering.
Asam
pantoneat berfungsi untuk metabolisme nutrisi; sintesis kolesterol dan hormon
steroid; aktivitas korteks adrenal.Sumbernya dari daging, padi-padian, sereal
padi-padian, tumbuhan polong.Akibat kelebihannya adalah peningkatan kebutuhan
tiamin, kadang-kadang diare, retensi air.
6.
Vitamin B6 (Kompleks Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin)
Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk, yakni pirodoksin,
piridoksal, dan piridoksamin. Vitamin B6 berperan dalam bentuk
fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama dalam transmisi,
dekarboksilasi, dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein.
Vitamin B6 paling banyak
terdapat di dalam khamir, kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk,
kacang-kacangan, kentang, dan pisang.Susu, telur, sayur, dan buah mengandung
sedikit vitamin B6.
Akibat dari kekurangan vitamin B6
adalah gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan
sukar tidur.Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan gangguan pertumbuhan,
gangguan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan
antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan
kulit.Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada
sistem saraf pusat.
Akibat kelebihan vitamin B6 dapat
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak
dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan di kaki, kemudian mati rasa pada
tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.
7.
Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)
Folasin dan folat adalah nama
generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat.
Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah mengubah serin dan glisin, oksidasi
glisin, metilasi hemosistein menjadi metionin.
Folat terdapat luas dalam bahan
makanan terutama dalam bentuk poliglutamat.Folat terutama terdapat di dalam
sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian,
kacang-kacangan, dan jeruk.
Kekurangan folat dapat menyebabkan
gangguan metabolisme DNA.Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel
terutama sel-sel sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah
putih, serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks
rahim.Kekurangan folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik
dan gangguan darah lain, peradangan lidah, dan gangguan saluran cerna.
8.
Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 berfungsi
mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua
sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Sumber
vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari
hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu,
telur, ikan, keju, dan daging.
Salah satu gejala kekurangan B12
adalah anemia karena kekurangan folat.Akibat kelebihannya tidak menimbulkan
bahaya.
6.
Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah
Kebutuhan gizi bayi usia 0-1 tahun
Bayi 0-1 tahun hanya membutuhkan asi pada umur 0-6
bulan. Sesudah 6 bulan sampai 2 tahun membutuhkan MP-ASI.
a.
ASI memberikan gizi yang
dibutuhkan bayi selama 6 bulan. Karena itu, selama 6 bulan bayi cukup diberi
ASI (ASI eksklusif)
b.
Pada beberapa hari pertama,
payudara mengeluarkan kolostrum yang kaya akan antibody untuk melindungi tubuh
bayi terhadap infeksi. Kolostrum juga mengandung substansi yang bermanfaat
untuk sistem pencernaan bayi yang mulai bekerja
c.
ASI lebih mudah dicerna
dibanding susu formula
d.
Menurut beberapa penelitina,
ASI mempunyai sifta elergi sangat rendah. Karenanya, untuk mengurangi gejala
alergi, ASI sangat penting diberikan kepada bayi yang orang tuanya punya
riwayat alergi. Pada hakikatnya, makin
lama ASI diberikan makin baik untuk bayi.
e.
Pada usia dewasa kemungkinan
untuk terkena diabetes, asma, obesitas, dan beberapa penyakit kronis, lebih
rendah jika di usia 0-2 tahun diberi ASI.
f.
ASI lebih murah dan mudah
diberikan dibanding susu botol.
g.
Dengan menerima ASI, anak akan
mudah beradaptasi pada makanan saat mulai diberi MP-ASI
h.
Isapan bayi yang menyusu
menghasilkan oxytocin hormone pituitary
yang melancarkan keluarnya ASI yang menyebabkan terjadinya kontraksi kandungan
dan lebih cepat mengembalikan kandungan ke bentuk semula sebelum kehamilan.
i.
Menyusui menjalin hubungan bonding antara ibu dan bayi
Makanan bayi usia 6 bulan
Pada usia 6 bulan, bayi sudah mempunyai refleks
mengunyah dengan pencernaan yang lebi kuat. Banyak ragam untuk makanan
pendamping ASI antara lain buah. Untuk buah, umpamanya pisang (pisang kepok
merah, pisang raja, pisang ambon), jeruk, labu, dan pepaya yang mesti disajikan
dalam bentuk lumat. Diluar buah, berikan pula bubur susu dan biskuit yang
dicairkan dengan ASI. Untuk pemberian buah sajikan 2 sendok makan sekali makan
untuk 2 kali sehari.Sebaiknya setiap jenis buah yang diperkenalkan kepada bayi
untuk pertama kalinya diberikan 2-3 hari berturut-turut supaya anak dapat
mengenal rasanya. Setelah bayi mengenal rasa-rasa buah, baru ditambahkan bubur
susu. Makanan pendamping ini, disajikan dengan porsi yang kecil agar ASI yang
diberikan sebelum makanan pendamping bisa bermanfaat secara optimal.
Makanan bayi usia 6-12
bulan
Karena pada usia 6 bulan alat pencernaan bayi sudah
semakin kuat, mulai perkenalkan makanan yang lebih padat dalam bentuk lembek
berupa buah, bubur susu, dan tim saring. Pada usia 6-7 bulan, berikan bubur
susu, tim saring dan buah. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang,
walaupun gigi belum tumbuh. Bayi dapat mengunyah dengan gusi.
Untuk mempertinggikan kandungan gizinya, makanan tim
sedikit demi sedikit ditambah dengan zat lemak seperti santan dan minyak. Bahan
makanan ini dapat menambah kalori. Disamping menyuguhkan rasa gurih, juga
mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
Sebaiknya garam dan gula jangan diberikan pada bayi sebelum umur 1 tahun.
Pada usia 10 bulan, secara bertahap bayi mesti mulai
diperkenalkan dengan makanan yang lebih kental. Bentuk kepadatan nasi tim boleh
mendekati kepadatan makanan keluarga. Pada usia 9 bulan, sekali dalam sehari
mulai perkenalkan makanan selingan, seperti bubur kacang hijau, puding dari
susu dan buah, biskuit dan lain-lain. Untuk menjaga kebersihannya, usahakan
agar makanan selingan itu dibuat sendiri.Mulai tahap ini upayakan untuk
memperkenalkan aneka jenis makanan secara bergantian. Pengenalan ini akan
memudahkan bayi menerima makanan apapun yang diberikan karena telah mengenal
rasanya.
Kebutuhan gizi bayi usia
1-5 tahun
Bagi bagi berusia 1 tahun pola makan keluarga bisa mulai
diperkenalkan. Tentu saja, dilakukan secara bertahap dan dimulai dengan bentuk
lunak (misanya nasi tim tanpa campuran), lauk dan sayuran dalam bentuk lunak
yang disajikan secara terpisah.
Selama masa pertumbuhannya pada usia bayi, pertambahan berat
badan sangat pesat. Pertambahan ini mulai lamban begitu bayi menginjak
usia tahun dan mulai akti berjalan.
Mulai usia 2 atau 3 tahun, akan meningkat secara bertahap sampai usia dewasa.
Pada periode usia itu pula umumnya perkembangan fisik, intelektual dan
sosialnya mulai berkembang. Ketergantungan mulai berkurang dan biasanya sudah
mulai menentukan makanannya dengan menolak yang tidak disukainya.Dalam tahap
ini anak memerlukan pengarahan dan pengamatan lebih dari orangtua.Kesadaran
untuk mempertahankan pola makan sehat atau seimbang juga diperlukan.
Urusan makanan relatif pasti muncul pada usia balita,
karena dari hari ke hari umumnya nafsu makannya naik turun. Adalah kewajiban
orangtua untuk selalu memperhatikan dan memonitor jumlah makanannya selama 1
minggu dalam kondisi makanannya tiap hari. Gizi seimbang tetap diterapkan dan
beraneka ragam, yaitu :
1.
Golongan sumber tenaga
(karbohidrat dan lemak). Terdiri dari nasi, roti, mie, tepung-tepungan,
singkong, kentang, gula dan hasilnya. Lemak terdapat dalam margarin, minya,
santan, dan lain-lain. Gula juga merupakan sumber tenaga.
2.
Golongan sumber zat pembangun.
Terdiri dari daging, ikan, susu, ati, ayam, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Diperlukan untuk pembentukan berbagai jaringan tubuh baru seperti pembentukan
gigi, tulang, dan lain-lain.
3.
Golongan sumber zat pengatur.
Terdiri dari vitamin dan mineral yang ada dalam sayuran dan buah-buahan.
Vitamin A, D, E, K, B, dan C serta masih banyak lagi. Mineral seperti zat besi,
kalsium dan lain-lain. Berfungsi untuk mengatur proses metabolisme dan
pertumbuhan tubuh.
Prinsip gizi seimbang
untuk anak usia sekolah
Makanan dengan kandungan gizi seimbang, cukup energi dan
zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak sekolah, sangat dianjurkan.Makanan tersebut
sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah.
Berdasarkan Widya Kaya Pangan dan Gizi, maka kecukupan
energi dan zat gizi sehari untuk anak usia 7-9 tahun sebagai berikut:
Energi
|
1900 kalori
|
Protein
|
34 gr
|
Vitamin A
|
500 ug RE
|
Vitamin B1
|
0.9 mg
|
Vitamin C
|
45 mg
|
Kalsium
|
700 mg
|
Zat besi
|
9 mg
|
Energi dan protein dapat diporeleh dari makanan pokok
seperti nasi, mie, roti, dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari
lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, telur, tempe, tahu dan kacang-kacangan. Terpenuhinya
energi dan protein sesuai kebutuhan, dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan
kegemukan pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah
dan kacang-kacangan. Terpenuhinya zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan
terhadap infeksi, mencegah kebutaan dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kalsium yang dapat diperoleh dari susu, ikan,
kacang-kacangan serta zat besi yang dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging,
tempe, oncom, kacangan dan sayuran hijau bisa membantu pertumbuhan tulang dan
mencegah terjadinya anemia pada anak.
Anjuran jumlah porsi makan usia 7-9 tahun yang memenuhi
kebutuhan gizi sehari adalah sebagai berikut.
a.
Nasi 4 porsi penukar (1 porsi
nasi = 150 gram)
b.
Sayuran 3 porsi penukar (1
porsi sayuran = 100 gram)
c.
Buah 3 porsi penukar (1 porsi
buah = 100 gram)
d.
Tempe 3 porsi penukar ( 1 porsi
= 50 gram)
e.
Daging 2 porsi penukar (1 porsi
daging= 50 gram)
f.
Susu 1 porsi penukar ( 1 porsi
susu = 200 ml susu = 1 gelas)
g.
Minyak 4 porsi penukar (1 porsi
minyak = 5 gram)
h.
Gula 2 porsi penukar (1 porsi
gula = 10 gram)
Kebutuhan zat gizi dan
porsi makanan untuk anak usia 10-12 tahun
Berdasarkan Widya Karya Pangan dan Gizi, maka kecukupan
enrgi dan zat gizi sehari untuk anak usia 10-12 tahun sebagai berikut:
-
Energi 1800 kalori
-
Protein 44 gr
-
Vitamin A 600 ug RE
-
Vitamin B1 1,0 mg
-
Vitamin C 50 mg
-
Kalsium 700 mg
-
Zat besi 14 mg
Energi dan protein dapat diporeleh dari makanan pokok
seperti nasi, mie, roti, dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari
lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, telur, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
Terpenuhinya energi dan protein sesuai kebutuhan, dapat mencegah terjadinya
gizi kurang dan kegemukan pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah
dan kacang-kacangan. Terpenuhinya zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan
terhadap infeksi, mencegah kebutaan dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kalsium yang dapat diperoleh dari susu, ikan,
kacang-kacangan serta zat besi yang dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging,
tempe, oncom, kacangan dan sayuran hijau bisa membantu pertumbuhan tulang dan
mencegah terjadinya anemia pada anak.
Anjuran jumlah porsi makan usia 10-12 tahun yang
memenuhi kebutuhan gizi sehari (2000 kalori) adalah sebagai berikut.
a.
Nasi 5 porsi penukar (1 porsi
nasi = 150 gram)
b.
Sayuran 3 porsi penukar (1
porsi sayuran = 100 gram)
c.
Buah 4 porsi penukar (1 porsi
buah = 100 gram)
d.
Tempe 3 porsi penukar ( 1 porsi
= 50 gram)
e.
Daging 2 1/2 porsi penukar (1
porsi daging= 50 gram)
f.
Susu 1 porsi penukar ( 1 porsi
susu = 200 ml susu = 1 gelas)
g.
Minyak 5 porsi penukar (1 porsi
minyak = 5 gram)
h.
Gula 2 porsi penukar (1 porsi
gula = 10 gram)
Sedangkan anak perempuan usia 10-12 tahun, anjurkan
porsi makanan yang memenuhi kebutuhan gizi (1800 kalori) adalah sebgai berikut:
a.
Nasi 4 porsi penukar (1 porsi
nasi = 150 gram)
b.
Sayuran 3 porsi penukar (1
porsi sayuran = 100 gram)
c.
Buah 4 porsi penukar (1 porsi
buah = 100 gram)
d.
Tempe 3 porsi penukar ( 1 porsi
= 50 gram)
e.
Daging 2 porsi penukar (1 porsi
daging= 50 gram)
f.
Susu 1 porsi penukar ( 1 porsi
susu = 200 ml susu = 1 gelas)
g.
Minyak 5 porsi penukar (1 porsi
minyak = 5 gram)
h.
Gula 2 porsi penukar (1 porsi
gula = 10 gram)
7. Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada orang
dewasa
Kebutuhan gizi usia dewasa
Kebutuhan kalori sebenarnya mulai berkurang mengiuti
penurunan metabolisme basal mulai usia 5 tahun. Penurunan BMR (Basal Metabolism
Rate) sekitar 2-3% per 10 tahun.Kebutuhan kaolori itu tergantung pada aktivitas
fisik, jenis kelamin, dan masa tubuh.Individu yang lebi aktif membutuhkan lebih
banyak kalori. Zat gizi lain yang berperan antara lain zat besi yang dibutuhkan
oleh usia subur selama masa reproduksi, untuk menggantikan kehilangan selama
menstruasi, kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Setelah menopause kebutuhan zat
besi antara pria dan wanita sama.
Kalsium jga berperan penting untuk pertulangan,
mengingat kehilangan kalsium dalam masa tulang berkurang pada masa usia lanjut.
Kebiasaan meminum susu atau makan bahan makanan sumber kalsium cukup dianjurkan
dalam usia dewasa.
Pengaturan makanan yang baik:
1.
Makanan rndah lemak. Kurangi
makanan berlemak yang terlihat dan yang tidak terlihat serta makanan olahan
atau jadi.
2.
Makanan rendah kolesterol.
Kurangi kuning telur, hewani berlemak (jeroan), otak, dan lain-lain
3.
Makanan lebih banyak serat:
buah, sayur, kacang-kacangan
4.
Makana lebih banyak KH
kompleks: biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran akar
5.
Hindari alkohol
6.
Baca label makanan. Lemak
sebaiknya kurang dari 30% energi, dan komposisinya tidak mengandung minyak
dehidrogenasi
7.
Gunakan lebih sering makanan
sumber omega 3: ikan laut
8.
Kurangi konsumsi gula
Pilihan lemak: lemak tak jenuh tunggal antaranya minyak
zaitun, minyak canola, minyak wijen, minyak kelapa sawit yang berfungsi
menurunkan LDL, dan tidak menurunkan HDL kolesterol.
Lemak tak jenuh ganda: sumber nabati sepertu minyak
jagung, minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak
ikan. Lemak tak jenuh ganda ini berfungsi menurunkan kolesterol total dan LDL,
sementara HDL relatif tidak berubah.
Lemak jenuh banyak terdapat pada minyak hewani, minyak
kelapa, dan processed food. Makanan yang ideal hendaknya mengandung 10% lemak
jenuh, 5-10% lemak tak jenuh ganda, dan 10-15% lemak tak jenuh tunggal. Dengan
komposisi ini kadar kolesterol, akan dapat dikendalikan. Minyak sawit diketahui
mengandung asam lemak tak jenuh ganda sekitar 40% jumlah yang relatif tinggi
dan bermanfaat bagi kesehatan.Dalam pemilihans sebaiknya utamakan jenis makanan
yang kandungan asam lemak tak jenuhnya tinggi dan lemak jenuhnya rendah.
8.
Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada lansia
Kecukupan
zat gizi pada lansia lebih rendah dari dewasa. Hal ini disesuaikan dengan
perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Penambahan
usia membuat perubahan perbandingan konsumsi makanan.
Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan, sedikit
daging, telur dan susu, dan banyak kacang-kacangan. Karbohidrat sebaiknya
bersumber dari bahan-bahan yang tidak murni seperti beras tidak sosoh, beras
jagung, tepung terigu dari gandum utuh, singkong, ubi jalar, talas, pisang, dan
sebagainya.Lemak diusahakan berasal dari lemak nabati yang cukup mengandung
asam oleat, linoleat dan linolenat, yang banyak terdapat dalam
jagung, kedelai, alpukat.Namun, konsumsi karbohidrat dan lemak harus secukupnya
saja, sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan.
Lansia berusia 65
tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun
dengan bertambahnya umur.Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki
adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Adapun persentase kebutuhan
zat gizi makro adalah 20%-25% protein, 20% lemak, dan 55%-60% karbohidrat. Asam
lemak yang dikonsumsi sebaiknya yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh
yang tinggi.Selain itu zat gizi yang banyak defisien pada lansia adalah vitamin
B6, B12, folat, vitamin D dan
kalsium.Kebutuhan vitamin dan mineral
yang diperbolehkan tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.
9.Jelaskan proses menua yang dapat
mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi
tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melewati tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik, yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin
memburuk, gerakan lambat, dan figur
tidak proposional.
WHO dan undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan
tua. menua bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Dalam buku ajar geriatric, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H.
Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi
ini dapat mempengaruhi kemandirian dn kesehatan lanjut usia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
1.
Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat
kerusakan gigi atau ompong.
2.
Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3.
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4.
Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5.
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan
biasanya menimbulkan konstipasi.
6.
Penyerapan makanan di usus menurun.
7.
Faktor ekonomi dan social
10.
Identifikasi nutrient yang diperlukan terkait
masalah-masalah yang terjadi pada proses menua
Masalah gizi yang
dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya.
Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang
secara alami memang sudah menurun.
a. Kalori
Hasil-hasil
penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang
berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan
aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25%
berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan
untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,
maka sebagian energi akandisimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan,
sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa
per hari adalah 1 gram per kg berat badan.Pada lansia, masa ototnya berkurang.
Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus
lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa.Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani
dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Konsumsi lemak yang
dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi
lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung).
Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh
(PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak
tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
d. Karbohidrat dan serat
makanan
Salah satu masalah
yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB)
dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti
dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan
mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan
konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi
lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang
berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
e. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6,
niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran,
kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
f. Air
Cairan dalam bentuk
air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang
hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan
membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).Pada lansia dianjurkan minum
lebih dari 6-8 gelas per hari.
11.
Menjelaskan peran perawat di komunitas untuk mengatasi masalah nutrisi
pada lansia
Perawat memiliki peran dalam mengatasi
masalah nutrisi pada lansia. Peran tersebut yaitu melakukan pemantauan status
nutrisi pada lansia.
1. Penimbangan Berat Badan
a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali
Waspadaipeningkatan BB atau penurunan BB lebih dari
0.5 Kg/minggu. Peningkatan BBlebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap
kelebihan berat badan danpenurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu
menunjukkan kekuranganberat badan.
a.
Menghitung berat badan ideal
pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan
pria dengan TBkurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih.Jika BB kurang dari ideal
artinya gizi kurang
2. Kekurangan kalori protein
Waspadai
lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurangbersosialisasi, hidup
sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitanmengunyah, pemasangan
gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkanmakanan, sering
mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsumakan berkurang, makanan
yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena halini dapat menurunkan asupan
protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebihmudah sakit dan tidak
bersemangat.
3.Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi
pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari,jarang atau tidak
pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yangbanyak terkandung pada
ikan, hati, susu dan produk olahannya.
12.
Menjelaskan masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia.
Risiko klien lansia untuk mengalami
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit mungkin berhubungan dekat dengan
penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan untuk mengonsentrasikan urin. Klien
lansia yang mungkin mengalami penyakit kronik seperti diabetes melitus,
gangguan kardiovaskular atau kanker dapat merusak keseimbangan cairan. Selain
itu jumlah total air tubuh menurun seiring peningkatan usia (Horne et al,
1991).
Ketidakseimbangan umum yang
berhubungan dengan proses penuaan meliputi gangguan cairan hiperosmolar dan
hipernatremia.
a.
Ketidakseimbangan
hiperosmolar
Penyebabnya
diabetes insipidus, interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol secara
neurologis, ketoasidosis diabetik, pemberian cairan hipertonik, diuresis
osmotik.
b.
Ketidakseimbangan
hipernatremia
Penyebabnya
mengonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, pemberian larutan salin
hipertonik lewat IV secara iatrogenik, sekresi aldosteron yang berlebihan.
13. Menjelaskan peran perawat di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan pada lansia.
Peran perawat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan pada
lansia adalah sebagai fasilitator dan pendamping dalam melakukan upaya-upaya
sebagai berikut :
a. Upaya promotif, yaitu
menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan
tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya
promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia
lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan
usia lanjut yang antara lain adalah :
o
Kesehatan
dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
o
Latihan
fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut
agar tetap merasa sehat dan segar.
o
Diet
seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
o
Pembinaan
mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
o
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan
kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
o
Meningkatkan
kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
o
Hidup
menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi ,
kelelahan fisik dan mental.
o
Penanggulangan
masalah kesehatannya sendiri secara benar
b. Upaya preventif yaitu upaya
pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit
yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
o
Pemeriksaan
kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut
o
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur
dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan
bugar.
o
Penyuluhan
tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna
o
Penyuluhan
untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
o
Pembinaan
mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Upaya kuratif yaitu upaya
pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
o
Pelayanan
kesehatan dasar
o
Pelayanan
kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya
mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Yang dapat berupa kegiatan :
o
Memberikan
informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu
misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan
karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan. .
o
Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita
o
Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan
pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
o
Nasihat
cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
o
Perawatan
fisio terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. Boedhi.,dkk.1999. Buku Ajar Geriatri.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta
: EGC
Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan
Gerontik.Jakarta : EGC
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC