My Life is My Choise

My Life is My Choise

Senin, 17 Desember 2012

"CUKUP TAU"


Banyak yang mengira bahwa pendiam itu ya hanya diam. Tapi disini lebih menekankan bahwa orang yang pendiam bukan berarti tidak mau bicara atau tidak tau apa-apa, makanya mereka diam. Kenapa mereka memilih untuk menjadi orang pendiam????
Sebenarnya, orang pendiam itu unik. Dilihat dari fisik dan penampilan mereka, mereka terlihat santai dan sederhana tanpa harus berdandan atau pun memakai aksesoris untuk menampilkan hal yang berbeda dari diri mereka kepada orang lain. Dengan mereka menjadi pendiam, mereka sudah dianggap berbeda dengan orang lain. Banyak orang yang bertanya kenapa mereka memilih menjadi pendiam, mungkin mereka memiliki hal yang lebih dari orang normal pada umumnya. Umumnya orang pendiam memiliki rasa yang sangat sensitif dan sangat peka terhadap tingkah laku atau pun ucapan yang orang lain lakukan dan katakan. Kepekaan dan sensitif rasa terhadap orang lain yang mereka miliki, mereka mampu menilai seseorang dengan hanya dengan cara mereka memberikan tatapan, ucapan mereka dan tingkah laku serta gerak-gerik atau bahasa tubuh yang orang lain perlihatkan pada mereka. Untuk orang normal pada umumnya akan menilai itu wajar, tapi bagi mereka itu sangat mengganggu mereka. Mereka dapat mengetahui sisi lain dari orang tersebut meskipun belum mengenal orang tersebut dengan lama. Entah itu sebuah anugerah atau malah menjadi momok mereka sehingga mereka memilih untuk menjadi seseorang yang pendiam. Mereka mengetahui sisi lain dari orang tersebut dan dapat menangkap sinyal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, hal itu kemudian tidak mereka gunakan untuk menjelek-jelekkan orang tersebut, tapi mereka memilih untuk diam agar tidak menimbulkan masalah antara mereka. Mereka lebih mengerti apa arti dari sebuah senyuman dan bahasa tubuh lainnya. Sungguh, hal yang mereka pikir hanya "CUKUP TAU" tanpa harus mengumbar-ngumbarkan sisi lain dari orang lain ke orang lain. Cukup hanya mereka yang tahu dan mereka yang mengerti untuk kemudian menjadikan mereka lebih bisa menghargai orang lain :)

Senin, 03 Desember 2012

Bahagia itu SEDERHANA

Ketika kita merasa sendiri
ketika kita merasa kurang
ketika kita merasa minder
ketika kita merasa malu
ketika kita merasa takut
ketika kita merasa bodoh
ketika kita merasa tidak cantik
ketika kita merasa salah
ketika kita mulai menyerah
ketika kita mera

Minggu, 11 November 2012

PERBEDAAN ITU INDAH??

Disaat cinta itu datang
Disaat kita terjatuh dalam kisahnya
Disaat kita mulai merasa
Bahwa perbedaan itu indah
Perbedaan yang membuat kita satu
Perbedaan yang saling melengkapi
Perbedaan yang menyenangkan
Perbedaan yang indah
Tapi,
Disaat patah itu datang
Disaat kita terjatuh dalam patahan nya
Disaat kita mulai merasa
Bahwa perbedaan itu hancur
Perbedaan yang membuat kita berpisah
Perbedaan yang membuat kita tak sama
Perbedaan yang menghancurkan
Perbedaan yang tak lagi indah
Mungkin,
Berbeda itu indah
Tapi,
Perbedaan tak kan selamanya indah
Berusaha saling menghargai :)

Minggu, 14 Oktober 2012

Aku dan Masa Depan Ku



Aku mencoba memahamimu
Aku mencoba mengerti apa yang kamu lakukan
Aku berusaha untuk mencintaimu
Kamu yang selalu memberikan kehangatan untuk mereka
Kamu yang selalu setia menemani mereka dari senja hingga petang
Kamu yang selalu mengorbankan waktu untuk keluarga dan teman-temanmu demi mereka
Kamu yang harus mengorbankan waktu dan tenagamu untuk merawat mereka
Aku ingin seperti mu
Selalu ikhlas memberikan sentuhan untuk menyembuhkan
Kamu yang dengan tulus merawat mereka sampai sembuh
Dengan ketulusan dan keikhlasanmu akan membawamu kedalam kebaikan di dunia untuk meraih kesejahteraan di Akhirat
Aku percaya, Allah Maha Tahu apa yang umatnya lakukan
Berusaha lakukan yang terbaik untuk mereka yang mumbutuhkanmu
Bukan materi, bukan penghargaan, dan bukan sanjungan
Tapi demi kemanusiaan
I LOVE NURSING
I PROUD

Minggu, 07 Oktober 2012

SAHKAN RUU KEPERAWATAN..!!!!


ATTENTION PLEASE

buat teman-teman yang luar biasa,,
calon perawat yang luar biasa,,

rapat sidang DPR yang semula tgl 27 oktober 2012 diperpendek menjadi 17 Oktober 2012, kalian tau apa artinya teman-teman...?

yah,, nasib RUU Keperawatan berada di AMBANG KETIDAKPASTIAN atau dengan kata lain KITA DALAM SIAGA SATU. temen-temen gak pengen khan ketika kita melakukan praktek mandiri atau melakukan asuhan keperawatan di suatu tempat yang gak ada dokter sedangkan yang disitu cuma perawat dan kita sebagai PERAWAT DIPERSALAHKAN karena melakukan tindakan penyelamatan kepada klien,,
gak mau khan?

jadi diharapkan partisipasi temen-temen untuk menjaga suhu di daerah kita,, dengan
menyisipkan hastag #sahkanRUUKeperawatan di setiap update status tetan-teman baik di facebook, twitter atau social media lainnya

#sahkanRUUKeperawatan

terima kasih

Minggu, 23 September 2012

Penggunaan IV 2 jalur pada Pasien Syok Hipovolemik


IV dua jalur adalah pemasangan infus dua jalur intravena dengan jarum besar dipasang untuk membuat akses intravena guna pemberian cairan.
Pada pasien dengan kondisi syok hipovolemik diperlukan penggantian cairan dan darah. Diluar memperbaiki penyebab utama penurunan volume intravaskular, penggantian cairan (juga disebut sebagai resusitasi cairan) adalah juga menjadi perhatian utama. Setidaknya dua jalur intravena dengan jarum besar dipasang untuk membuat akses intravena guna pemberian cairan. Dua akses intravena memungkinkan pemberian secara simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan. Karena tujuan penggantian cairan adalah untuk memulikhan volume intravaskular, penting artinya untuk memberikan cairan yang akan tetap berada dalam kompartemen intravaskular dan dengan demikian menghindari terciptanya perpindahan cairan dari kompartemen intravaskuler ke dalam kompertemen intraseluler.
Sumber : Smeltzer, Suzanne C., Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah vol. 1. Jakarta: EGC.















KONSEP NUTRISI

JAWABAN DARI WORKBOOK


Disusun Oleh :
1.      Destini Puji Lestari
2.      Dieta Suryaningsih
3.      Fransisca Ayu
4.      Galuh Ayu P.
5.      Nafisah Amalia
6.      Nunung Hidayati
7.      Kristianto Dwi N.
8.      Prima Sarah S.
9.      Rosalia Aini L.
10.  Tri Ambarsari







PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012




1.  Bagaimana mekanisme lapar pada manusia?
Jawab :
A. Fisiologi Lapar
1. Pusat saraf yang mengatur asupan makanan.
  • Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan
  • Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang
  • Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata
1.    Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan.
Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi:
a.       Pengaturan jangka pendek, yang terutama mencegah perilaku makan yang berlebihan di setiap waktu makan.
Pengisian saluran cerna menghambat perilaku makan.Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum, sinyal inhibisi yang teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn untuk menekan pusat makan,sehingga nafsu makan berkurang.
Faktor hormonal saluran cerna menghambat perilaku makan.Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon terhadap lemak yang masuk ke duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan untuk mengurangi perilaku makan lebih lanjut.Selain itu,adanya makanan dalam usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan peptide mirip glucagon, yang selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin terkait glukosa dan sekresi dari pancreas, yang keduanya cendrung untuk menekan nafsu makan.
Ghrelin, suatu hormone gastrointestinal meningkatkan perilaku makan.Kadar Ghrelin meningkat disaat puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan menurun drastic setelah makan yang mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin berperan untuk meningkatkan nafsu makan.
Reseptor mulut mengukur jumlah asupan makanan.Berkaitan dengan perilaku makan, seperti mengunyah, salivasi, menelan, dan mengecap yang akan “mengukur” jumlah makanan yang masuk, dan ketika sejumlah makan telah masuk, maka pusat makan dihipotalamus akan dihambat.

b.      Pengaturan jangka panjang, yang terutama berperan untuk mempertahankan energy yang disimpan di tubuh dalam jumlah normal.
Efek kadar glukosa, as.amino, dan lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku makan.Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Peningkatan kadar glukosa darah akan meningkatkan kecepatan bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyangdi nucleus ventro medial dan paraventrikulat hipotalamus.
Peningkatan kadar gula juga secara bersamaan menurunkan bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral.
Pengaturan suhu dan asupan makan.Saat udara dingin, kecendrungan untuk makan akan meningkat.Sinyal umpan balik dari jaringan adipose mengatur asupan makanan.
Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditentukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan, sehingga kita akan berhenti makan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada manusia adalah:
  1. Hipotesis Lipostatik
Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan.
  1. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh.
  1. Hipotesis Glukostatik
Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam lambung.
  1. Hipotesis Termostatik
Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan oleh Brobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik lagi, rasa lapar berkurang.Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin.
  1. Neurotransmitter
Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat.
  1. Kontraksi di Duodenum dan Lambung
Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di dalam korpus lambung.Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya.
  1. Psikososial
    Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian prikologis kita, komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar. Tak seperti makhluk lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya, termasuk saat tidur dan makan. Penanda waktu ini juga memicu rasa lapar.

Bau, rasa, dan tekstur makanan juga memicu rasa lapar.Warna makanan juga memperngaruhi rasa lapar.Stres juga dapat berpengaruh terhadap nafsu makan, tetapi ini bergantung pada masing-masing individu.
Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa makan 3 kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya makan walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringannya.
Saat berenang, tubuh akan menggunakan energy sebesar 500 kalori per jamnya. Semakin lama berenang makan jumlah energy yang terpakai pun semakin besar. Hal ini akan menurunkan kadar gula didalam tubuh.
Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.
Penurunan kadar glukosa darah akan menurunkan kecepatan bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyang di nucleus ventromedial dan paraventrikulat hipotalamus.
Penurunan kadar gula juga secara bersamaan meningkatkan bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral.
Akibat penundaan lapar adalah terjadi kontraksi peristaltic yang ritmis di korpus lambung , ketika kontraksi berturut – turut tersebut sangat kuat , kontraksi – kontraksi ini menimbulkan kontraksi tetanik yang continue dan kadang berlangsung selama 2 sampai 3 menit. Kontraksi ini sangat meningkat ketika kadar gula darah lebih rendah dari normal. Kontraksi ini dapat menimbulkan rasa nyeri ringan di bagian bawah lambung , disebut Hunger Pans. Hunger pans tidak terjadi sampai waktu 12 sesudah masuknya makanan terakhir. Selain jika penundaan ini belangsung dalam waktu yang lebih lama maka akan terjadi metabolic lemak dan protein untuk menggantikan kadar gula yang turun.

2.   Jelaskan pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme pada glukosa, protein dan lemak!
Jawab :
  1. Pengertian Metabolisme
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk  hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
  1. Metabolisme Karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati.Di dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh darah ke otot.Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses Glikoneogenesis.
  1. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah.Karean protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak.Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
  1. Metabolisme Lemak
Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam lemak karena
giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.

  1. Katabolisme
1.        Katabolisme Karbohidrat
Walaupun karbohidrat, lemak, dan protein semuanya dapat diproses dan dikonsumsi sebagai bahan kabar, kita terbiasa untuk mempelajari langkah-langkah respirasi seluler dengan menelusuri perombakan gula glukosa (C6H12O6) (Campbell, 2003: 160).Pembakaran glukosa memerlukan oksigen.Tetapi beberapa sel harus hidup dimana tidak ada atau tidak selalu terdapat oksigen.Sebagai contoh, sel-sel ragi di dalam botol yang tertutup tidak mendapat oksigen.Akan tetapi, semua sel mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis glukosa tanpa bantuan oksigen (Kimball, 2003: 144).Perombakan anarobik (tanpa oksigen) disebut fermentasi. Sedangkan perombakan secara aerobik (menggunakan oksigen) disebut respirasi sel. Tetapi meskipun sel melangsungkan respirasi glukosa dan tidak melakukan fermentasi, langkah-langkah permulaannya tetap sama: langkah-langkah glikolisis. Adapun langkah-langkah katabolisme gula glukosa dapat diuraikan sebagai berikut.
a.       Glikolisis
Glikolisis berasal dari kata Yunani yang berarti “gula” dan “pelarutan”. Glikolisis merupakan suatu proses penguraian molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon, secara enzimatik, untuk menghasilkan dua molekul piruvat, yang memiliki 3 atom karbon. Selama reaksi-reaksi glikolisis yang berurutan, banyak energi bebas yang diberikan oleh glukosa yang disimpan dalam bentuk ATP (Lehninger, 2005: 73).
Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan juga jalur Embden-Meyerhof (Poedjiadi, 1994: 255). Glikolisis terjadi tanpa memandang ada atau tidaknya oksigen molekuler (O2) (Campbell, 2003: 168).Jalur katabolik glikolisis terdiri atas sepuluh langkah, yang masing-masing dikatalisis oleh enzim spesifik. Kita dapat membagi kesepuluh langkah ini menjadi dua fase, yaitu fase investasi energi yang mencakup lima langkah pertama dan fase pembayaran energi yang mencakup lima langkah berikutnya (Campbell, 2003: 165). Adapun langkah-langkah glikolisis dapat dilihat pada bagan berikut ini
.
Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan fosforilasi pada posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan memanfaatkan ATP (Gambar 2).Reaksi ini bersifat tidak dapat balik.Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. 
Reaksi berikutnya ialah isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan enzim fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+. 
Pada tahap ini fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini, gugus fosfat dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pada posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim aldolase. 
Hanya satu di antara dua triosa fosfat yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat langsung diuraikan pada tahap reaksi glikolisis berikutnya.Tetapi, dihidroksi aseton fosfat dapat dengan cepat dan dalam reaksi dapat balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase triosa fosfat. 
Tahap selanjutnya adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat.Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase gliseraldehida fosfat.
Pada tahap ini, enzim kinase fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor. 
Pada tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.Reaksi ini melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi 2.Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor.Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat. 
Glikolisis melepaskan energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam glukosa; sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvat (Campbell, 2003: 168).Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui oleh piruvat setelah glikolisis.Pada organism aerobik, glikolisis menyususun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O.Lintas piruvat ke dua adalah reduksinya menjadi laktat, jika jaringan hewan dalam keadaan anaerobik, terutama pada kontraksi aktif otot kerangka.Lintas piruvat utama yang ketiga menyebabkan pembentukan etanol (Lehninger, 2005: 73-74).
b.      Siklus Asam Sitrat
Karbohidrat, asam lemak, dan hamper semua asam amino, akhirnya dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat (Lehninger, 2005: 115). Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan untuk mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan menggunakan oksigen atau aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus Krebs, menggunakan nama Hans Krebs, seorang ahli biokimia yang banyak jasa atau sumbangannya dalam penelitian tentang metabolisme karbohidrat. 
Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang disebut asetil CoA. Langkah ini merupakan persambungan antara glikolisis dan siklus Krebs, yang diselesaikan oleh kompleks multi enzim yang mengkatalisis tiga reaksi: (1) Gugus karboksil piruvat, yang memiliki sedikit energi kimiawi, dikeluarkan dan dilepas sebagai molekul CO2, (2) Fragmen berkarbon dua yang tersisa dioksidasi untuk membuat senyawa yang dinamai asetat. Suatu enzim mentransfer elektron yang diekstraksi ke NAD+, dan menyimpan energi dalam bentuk NADH, (3) Akhirnya, koenzim A, senyawa mengandung sulfur turunan dari vitamin B, diikatkan pada asetat tadi oleh ikatan tak stabil yang membuat gugus asetil sangat reaktif (Campbell, 2003: 168). 
Gabungan dehidrogenasi dan dekarboksilasi piruvat menjadi asetil KoA melibatkan kerja tiga enzim yang berbeda secara berurutan, yaitu piruvat dehidrogenase (E1), dihidrolipoil transasetilase (E2), dan dihidrolipoil dehidrogenase (E3), dan juga lima koenzim atau gugus prostetik yang berbeda, tiamin pirofosfat (PPP), flavin adenine dinukleotida (FAD), koenzim A (CoA), nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+), dan asam lipoat (Lehninger, 2005: 116). Tahapan pembentukan asetil CoA dari asam piruvat dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Reaksi pertama pada siklus Krebs adalah pembentukan asam sitrat dari asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase.Pada reaksi ini, karbon meil gugus asetil dari asetil KoA berkondensasi dengan gugus karbonil pada oksaloasetat; secara serentak, ikatan tioester dipecahkan untuk membebaskan koenzim A.
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam akonitat.Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah akonitase. Pada reaksi ini, satu molekul air dikeluarkan dan yang lain ditambahkan kembali. 
Pada tahap selanjutnya, asam isositrat diubah menjadi menjadi asam oksalosuksinat oleh enzim isositrat dehidrogenase dengan koenzim NADP+, kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam a-ketoglutarat oleh enzim karboksilase.Pada reaksi yang kedua ini dihasilkan pula CO2.Untuk 1 mol asam isositrat yang diubah dihasilkan 1 mol NADPH dan 1 mol CO2.
Pada tahap selanjutnya, a-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif, membentuk suksinil KoA dan CO2 oleh kerja kompleks a-ketoglutarat dehidrogenase.Raksi ini analog dengan reaksi pembentukan asetil KoA dari asam piruvat.Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga dalam reaksi pembentukan suksinil KoA.Reaksi ini menghasilkan Suksinil KoA dan melepaskan CO2 da NADH.
Asam suksinat terbentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan koensim A serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP). Enzim suksinil KoA sintetase bekerja pada reaksi yang bersifat reversible ini.Gugus fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP.Katalis dalam reaksi ini adalah dinukleosida difosfokinase.
Pada tahap ini, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai koenzim. 
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim fumarat hidratase atau yang lebih dikenal dengan nama enzim fumarase, bekerja sebagai katalis dalam reaksi ini. 
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat ialah dehidrogenasi asam malat untuk membentuk asam oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase. 
Oksaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi dengan asetil koenzim A dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi tersebut di atas berlangsung terus menerus dan berulang kali.Tahap-tahap dalm siklus Krebs ini dapat digambarkan sebagai berikut.
c.        Rantai Transpor Elektron
Pada sistem transpor elektron, berlangsung pengepakan energi dari glukosa menjadi ATP.Reaksi ini terjadi di dalam membrane dalam mitokondria.Hidrogen dari siklus Krebs yang tergabung dalam FADH2 dan NADH diubah menjadi elektron dan proton.
Sebagai pembawa elektron adalah sejenis protein dan gugus yang dapat berkaitan dengan protein.Golongan ini mencakup NAD, FAD, ubikuinon, dan protein sitokrom.Pada sistem transpor elektron ini, oksigen adalah akseptor elektron terakhir. Setelah menerima elektron, O2 akan bereaksi dengan H+ membentuk H2O (Pratiwi, 2006: 32).

d. Fermentasi
Katabolisme anaerobik dari nutrien organik dapat terjadi dengan fermentasi.Fermentasi terdiri atas glikolisis ditambah dengan reaksi yang menghasilkan NADH ke piruvat.Terdapat banyak jenis fermentasi, perbedaannya dalam produk limbahnya yang terbentuk dari piruvat.Dua jenis yang umum ialah fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat (Campbell, 2003: 174). 
1)      Fermentasi Alkohol
Pada fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol (etil alkohol) dalam dua langkah.Langkah pertama, melepaskan karbon dioksida dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetaldehida berkarbon dua.Dalam langkah kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol.Ini meregenerasi pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis.Fermentasi alkohol oleh ragi, digunakan dalam pembuatan bir dan anggur.Banyak bakteri juga melakukan fermentasi alkohol dalam kondisi anaerobik (Campbell, 2003: 174). 
2)      Fermentasi Asam Laktat
Pada fermentasi asam laktat, piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepas CO2 (Campbell, 2003: 174).Fermentasi asam laktat dapat terjadi pada fungi atau bakteri.Selain itu, fermentasi asam laktat juga dapat terjadi pada otot-otot yang bekerja terlalu berat, yang oksigennya tidak cukup untuk respirasi sel (Kimball, 2003: 150).
2.      Katabolisme Protein
Tahap awal metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino, yaitu 1) transaminasi, yaitu proses katabolisme asam amino yang melibatkan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain, 2) deaminasi oksidatif yang menggunakan enzim dehidrogenase sebagai katalis (Poedjiadi, 1994: 301-302).
Pada gambar berikut terlihat bahwa kerangka karbon dari 10 asam amino menghasilkan asetil KoA, yang laangsung memasuki siklus asam sitrat.Lima dari sepuluh asam amino diuraikan menjadi asetil KoA melalui piruvat.Kelima asam amino yang masuk melalui piruvat adalah alanin, sistein, glisin, serin, dan treonin. Sedangkan lima lainnya, yaitu asam amino fenilalanin, tirosin, lisin, tritofan, dan leusin sebagian karbon asam aminonya menghasilkan asetoasetil KoA, yang lalu diubah menjadi asetil KoA. Kerangka karbon metionin, isoleusin, dan valin lambat laun terdegradasi oleh lintas yang menghasilkan suksinil KoA, senyawa antara siklus asam sitrat.Fenilalanin dan tirosin masing-masing menghasilkan dua produk dengan 4 karbon, yaitu asetoasetat dan fumarat.Asetoasetat memasuki siklus asam sitrat dalam bentuk asetil KoA.Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya memasuki siklus asam sitrat melalui oksaloasetat (Lehninger, 2005: 225, 226, 232, 233, 234).
Asam amino dihasilkan dari proses hidrolisis protein. Setelah gugus amino dari asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah menjadi asam piruvat dan ada juga diubah menjadi asetil koenzim A. Gugus amino yang dilepas dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah menjadi amoniak (NH3) dan dibuang lewat urine, 1 gram protein menghasilkan energi yang sama dengan 1 gram karbohirat (Anonim, 2009).

3.        Katabolisme Lipid
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi (Nugroho, 2009). Lebih lanjut Nugroho menguraikan proses metabolisme asam lemak sebagai berikut.
a.       Katabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis.Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
b.      Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)
Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA.Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin. Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut.
1)      Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase.
2)      Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
3)      Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar. 
4)      Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
5)      Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta.
Pada proses oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat.Menurut Poedjiadi (1994: 279-280), tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Pembentukan asil KoA dari asam lemak berlangsung dengan katalis enzim asil KoA sintetase yang disebut juga tiokinase.
b)      Reaksi kedua adalah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah FAD yang berperan sebagai akseptor hydrogen. Dua molekul ATP dibentuk untuk tiap pasang electron yang ditransportasikan dari molekul FADH2 melalui sistem transport electron.
c)      Pada reaksi ketiga, enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis yang menghasilkan L-hidroksiasil KoA. Reaksi ini ialah reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap anatar C-2 dan C-3.
d)     Reaksi keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim L-hidrokdiasil koenzim A dehidrogenase melibatkan NAD yang direduksi menjadi NADH.
e)      Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga menghasilkan aseil koenzim A dan asil koenzim A yang mempunyai jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul semula. Asil KoA yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme lebih lanjut melalui reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C pada asam lemak terpecah menjadi molekul-molekul asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat (Poedjiadi, 1994: 282). Asetil KoA yang dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak berbeda dengan asetil KoA yang dibentuk dari piruvat (Lehninger, 2005: 204). Tahapan-tahapan dalam oksidasi asam lemak ini dapat dilihat pada gambar 27 berikut ini.

C.       ANABOLISME
1.      Anabolisme Lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta). Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis (Murray, et al, 2003).
2.      Anabolisme Protein
Proses anabolisme atau sintesis protein secara garis besar dibagi dalam tiga tahap yaitu, tahap pemrakarsaan (initiation), tahan pemanjangan (elongation), dan tahap penghentian (termination).
a.       Tahap Initiation
Tahap ini merupakan tahap interaksi antara ribosom subunit besar dan subunit kecil. Inisiator aminosil tRNA hanya dapat berikatan dengan kodon AUG yang disebut juga kodon pemrakarsa, karena AUG adalah kode untuk asam amino metionin. Metionin ini akan digandeng oleh inisiator aminoasil tRNA, shingga tRNA ini sering disebut dengan Met-tRNA. Tahap inisiasi diawai dengan pemisahan ribosom sub unit besar dengan ribosom sub unit kecil. Langkah kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP. Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom su-unit kecil. Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan mRNA dalam satu reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom subunit besar yang disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP.  Tahap ini diakhiri dengan gabungnya antara ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.
b.      Tahap Pemanjangan (Elongasi)
Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit besar akan menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk menerjemahkan pesan yang dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.
Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil tRNA (AA2) dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada kompleks tersebut pada ribosom sisi A. Pada langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan aminoasil-tRNA (AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama. Pada langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai terikat asam amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide yang membentuk dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini dikatalis oleh peptidil transferse yang dihasilkan oleh ribosom sub unit besar. Pada langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’ sehingga dipeptida yang sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P, sehingga sisi A menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan dimasuki tRNA. Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang menggandeng asm amino masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan, dan akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.

c.       Tahap Penghentian (terminasi)
Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan kan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A. Hal ini akan terjadi jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang dapat berpasangan dengn kodon-kodon penghenti. Setelah itu sebgai pengganti tRNA, masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai usai dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar dan unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia penerjemah (Marianti, 2007).
  1. ANABOLISME GLUKOSA
Di dalam hati dan otot, sebagian besar glukosa diubah menjadi glikogen melalui prosen glikogenesis (anabolisme). Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sampai tiba waktunya diperlukan lagi sewaktu kadar glukosa darah rendah. Jika kadar glukosa darah rendah, hormon epinefrin dan glukagon akan disekresikan untuk menstimulasi konversi glikogen menjadi glukosa. Proses ini disebut glikogenolisis (katabolisme).
Jika glukosa diperlukan segera setelah masuk ke dalam sel untuk suplai energi, dimulailah proses metabolik yang disebut glikolisis (katabolisme). Hasil akhir glikolisis adalah asam piruvat dan ATP.
Karena glikolisis menghasilkan ATP dalam jumlah relatif sedikit, reaksi-reaksi berikutnya terus mengkonversi asam piruvat menjadi acetyl CoA dan kemudian asam sitrat dalam siklus asam sitrat.Sebagian besar dari ATP dibentuk dari oksidasi pada siklus asam sitrat dalam hubungannya dengan rantai transpor elektron.
Sewaktu terjadi aktivitas otot yang berlebih, asam piruvat dikonversi menjadi asam laktat (bukan acetyl CoA).Pada periode istrirahat, asam laktat dikonversi kembali menjadi asam piruvat. Asam piruvat tersebut kemudian akan dikonversi kembali menjadi glukosa dalam proses glukoneogenesis (anabolisme). Jika glukosa sedang tidak diperlukan, glukosa dikonversi menjadi glikogen melalui proses glikogenesis.
3.Apakah perbedaan basal metabolisme rate (BMR) dan basal energy expenditure (BEE)

Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan , peredaran darah, pekerjaan gunjal, pankreas, dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan lingkungan.
        Cara mengukur Angka Metabolisme Basal
AMB dapat diukur melalui kalorimeter langsung dan kalorimeter tidak langsung. Pengukuran metabolisme basal dilakukan pada pagi hari terhadap subyek yang berada dalam keadaan istirahat total baik fisik maupun emosional, tidak makan selama dua belas jam terakhir sertaberada pada suhu dan lingkungan yang nyaman.
        Cara menaksir kebutuhan energi basal dengan perhitungan
Dengan memperhitungkan berat badan , tinggi badan dan umur, Harris dan Benedict pada tahun 1909 menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi basal sebagai berikut:
AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB + (kg) + 5,0 TB (cm) - 6,8 U
AMB perempuan = 655 + 9,6 BB + 1,8 TB - 4,7 U
BB = berat badan, TB = tinggi badan, U = usia
Pengeluaran Energi Basal (Basal Energy Expenditure, BEE) adalah pengeluaran kalori secara teoritis dalam keadaan puasa dan istirahat tanpa stres.

4.   Jelaskan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak

METABOLISME KARBOHIDRAT
a.       Pencernaan dan penyerapan karbohidrat.
Amilum (zat tepung) sudah mulai mengalami pencernaa dimulut oleh enzim ptialin. Makanan hanya sebentar berada dimulut sehingga proses pencernaan amilum masi terus berlanjut di gaster. Cairan yang disekresi lambung tidak mengandung enzin yang memecah karbohidrat, sehingga apabila mkanan yang dimakan hanya mengandung karbohidrat akan tinggal dilambung sebentar. Selanjutnya, pencernaa karbnohidrat lebih banyak terjadi pada usus bagian atas.Makanan yang telah melalui almbungh menjadi cair berbentuk seperti bubur yang disebut chymus.Didalam duodenum chymus dicampur dengan sekresi pankreas dan sekrsesi dinding duodenum yang dua – duanya mengandung enzim yang dapat memecah karbohidrat. Sekresi pankreas mengandung enzim amilopepsin sedangkan sekresi usus halus mengan dung enzim yang memecah disakarida menjadi monosakarida. Sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, maltase memecah maltosa menjadi dua molekul glukosa, dan laktase memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Karbohidrat yang tidak dapat dicerna akan dialirkan terus kekolon, untuk kemudian melalui fermentasi sebagian dipecah oleh mikroba yang terdapat didalam usus, menghasilkan energi untuk keperluan mikroba tersebut serta bahan sisa seperti air dan karbondioksida. Sisa karbohidrat yang ada dibuang sebagai tinja.

Penyerapan karbohidrat dimulai di dalam duodenum, setelah terbentuk hasil pencernaan mono dan disakarida.Monosakarida yang dihasilkan adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Di usus halus, maltosa, sukrosa dan laktosa yang berasal dari makanan maupun dari hasil penguraian karbohidrat, karbohidrat kompleks, akan diubah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim – enzim yang terdapa di usus halus.

Maltase
Maltose                                   2 molekul glukosa
Laktase
Laktosa                                   galaktosa dan glukosa
Sukrase
Sukrosa                                   fruktosa dan glukosa

Penyerapan monosakarida yang berasal dari makanan berlangsung disepanjang usus halus, terutama dibagian duodenum, semakin menurun ke arah distal.Ketika didaerah kolon, semua monosakarida hasil pencernaan telah diserap kedalam dinding usus.

b.      Tarnsport dan penimbunan karbohidrat
Monoskarida (glukosa, galaktosa, fruktosa) yang telah diserap kedalam sel epitel usus akan diteruskan kedalam cairan  limphatik, kemudian masuk kedalam kapiler darah dan dialirkan melalui vena porta kedalam hati. Semua monosakarida mengalami tranformasi didalam sel hati menjadi bentuk glukosa.

Kadar glukosa dalam darah diatur secara otomatis oleh sel hati. Bila kadar glukosa darah meningkat maka sel hati mengubahnya sebagian menjadi glikogen dan disimpan didalam sel tersebut sehingga kadar glukosa dalam darah tetap stabil 80 – 90%. Sebaliknya, bila kadar glukosa darah menurun, sebgiab glikogen hati diubah menjadi glukosa dan dikeluarkan kedalam sirkulasi darah. Sel otot juga memegang peranan penting dengan menimbun sebagian glikogen kedalam sel – sel otot dan bial otot memerlukan energi, glikogen otot ini dipecah menjadi glukosa dan diolah lebih lanjut menjadi energi dalam bentuk ATP ( Adenosin Tri Phospat).

c.       Utilisasi Karbohidrat
Hasil akhir dari perubahan karbohidrat menjadi energi adalah ATP yang mengandunag energi kimia tinggi.ATP merupakan cadangan energi yang dapat digunakan langsung di dalam reaksi – reaksi biokimia yang memerlukan energi. ATP akan berubah menjadi Adenosin Diphospat (ADP) sambil melepaskan gugusan asam phospat dan energi yang dilanjutkan kedalam reaksi biokimia yang terjadi.
Sel yang memerlukan persediaan energi lebih besar, memiliki simpanan energi yang diperbesar dengan pembentukan metabolik berenergi tinggi lain, yaitu Creatin phospat (Phospocreatinine, phospagen), yang memperoleh energi dari ATP. Jika energi diperlukan maka akan dilepaskan gugusan phospat dan energi yang digunakan membentuk ATP dari ADP. Energi dari ATP diteruskan pada reaksi biokimia yang memerlukannya.
ATP dan Creatin phospat merupakan metabolik berenergi tinggi sebgai timbunan  energi siap pakai. Perbedaanya, energi dari ATP dapat langsung diberikan pada reaksi biokimia yang memerlukannya sedangka energi dari creatin phospat harus diberika dulu kepada pembentukan ATP, baru kemudian diteruskan kepada reaksi yang memerlukannya.

KH MAKANAN




























2.      METABOLISME LEMAK
Lemak didalam bahan makanan baru akan dicerna didalam duodenum dengan adanya enzim lipase yang berasal dari sekresi pankreas. Garam empedu yang dihasilkan oleh empedu akan mengemulsikan lemak dan asam lemak menjadi butir halus yang dapat menembus epitel usus masuk kedalam limfe jaringan. Lemak di eksresikan  sebagaibahan sisa CO2 dan H2O. Tidak seluruh lemak dalam makanan akan dicerna dan diserap, sebagian akan terbuang melalui tinja. Gliserida di dalam makanan dihidrolisis total di usus halus, dan asam lemak yang dipisahkan di emulsikan dengan pertolongan garam empedu menjadi butiran mikroskopik yang mudah menembus epitel usus. Asam lemak disintesis kembali menjadi lemak didalam dinding usus dan butir lemak sebagai ion mikron dilairkan melalui kapiler limfe kedalam duktus torasikus dan masuk kedalam aliran darah di angulus venosus. Kilomikron dialirkan oleh darah, dibawa kehati, yang sebgian diambil sel hati terus mengalir didalam saluran darah untuk kemudian diambil oleh sel lemak ditempat penimbunan.
3.      METABOLISME PROTEIN
Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Asam amino di anabolisasi menjadi jaringan, hormon dan enzim. Asam amino juga dapat dirubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan adiposa atau dikatabolisasi (dipecahkan) menjadi energi melalui glikoneogenesis.
Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah.Karean protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
5.   Sebutkan vitamin yang larut dalam air dan lemak serta sumbernya. Jelaskan efek kelebihan dan kekurangan vitamin.
VITAMIN
            Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dbentuk oleh tubuh.Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.Karena vitamin adalah zat organik, maka vitamin dapat rusak karena penyimpangan dan pengolahan.
            Istilah vitamine pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamin.
            Vitamin berperan dalam beberapa tahao reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim.Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.
            Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua kelompok, yakni vitamin larut dalam lemak (A, D, E, dan K) dan vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).Karakteristik umum yang membedakan vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air dapat dilihat di tabel.

Vitamin larut lemak
Vitamin larut air
·         Larut dalam lemak dan pelarut lemak
·         Kelebihan konsumsi yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh
·         Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu
·         Gejala defisiensi berkembang lambat

·         Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari
·         Mempunyai prekusor atau provitamin
·         Hanya mengandung unsur-unsur C, H, dan O
·         Diabsorpsi melalui sistem limfe
·         Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks
·         Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relatif rendah (6 - 10 x KGA*)
·         Larut dalam air
·         Simpanan sebagai kelebihan kebutuhan sangat sedikit
·         Dikeluarkan melalui urin

·         Gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat
·         Harus selalu ada dalam makanan sehari-hari
·         Umumnya tidak mempunyai prekusor
·         Selain C, H, dan O, mengandung N, kadang-kadang S dan Co
·         Diabsorpsi melalui vena porta
·         Dibutuhkan oleh organisme sederhana dan kompleks
·         Bersifat toksik hanya pada dosis tinggi (megadosis) (>10 x KGA*)
*)Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

A. Vitamin Larut Lemak
            Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peran tertentu dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas.Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
1.                  Vitamin A
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dala lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang.Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh.
1.                  Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang.Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah dioksidasi menjadi retinal.Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual purple) atau rodopsin.Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod.Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin.Pada saat itu terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.

2.                  Diferensiasi Sel
Diferesiansi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi semulanya.Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh.Sel-sel yang mengalami diferensiasi adalam sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
3.                  Fungsi Kekebalan
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap penyakit infeksi pernafasan.
4.                  Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
5.                  Pencegahan Kanker
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara, dan kantung kemih.
6.                  Lain-lain
Vitamin A juga berperan dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.
            Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu, dan mentega.
            Kekurangan (defisiensi) vitamin A umumnya terjadi pada anak-anak balita yang umumnya terjadi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia.Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja, perubahan pada mata, infeksi, gangguan pada pertumbuhan, perubahan pada kulit, berkurangnya nafsu makan, dan anemia.
            Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen dalam kadar tinggi yang berlebihan. Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, mual, rambut rontok, kulit mengering, anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita dapat menyebabkan menstruasi berhenti.Pada bayi terjadi hydrocepallus, dan mudah menangis.
7.        Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi.Vitamin D dapat dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari.Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari, konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan.Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, namun prohormon.
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan darah dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses pengerasa tulang.
Sumber vitamin D adalah sinar matahari.Namun pada wilayah nontropik, sumber vitamin D adalah kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati ikan.
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalia pada orang dewasa, juga dapat menyebabkan osteoporosis pada dewasa.Riketsia adalah kelainan tulang karena pengerasan pada tulang terhambat sehingga tulang menjadi lembek dan bengkok.Osteomalia adalah riketsia yang terjadi pada orang dewasa, biasanya terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami banyak kehamilan serta menyusui.
Kelebihan vitamin D dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan klasifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.
8.        Vitamin E
Pada tahun 1922 ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah keguguran dan sterilitas pada tikus.Semula zat ini dinamakan faktor antisterilitas dan kemudian vitamin E. Vitamin E kemudian dapat diisolasi dari minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol.
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksi. Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang peranan biologik dalam melindungi asam lemak-jenuh ganda dan komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
Fungsi lain dari vitamin E yang tidak berhubungan dengan antioksidan adalah untuk memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi.
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan.Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian, minyak kelapa dan zaitun, daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan.
Kekurangan vitamin E biasanya terjadi karena ada gangguan absorpsi lemak.Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan sindroma neurologik dan penyakit tumor payudara yang tidak malignan.
Kelebihan vitamin E dapat menyebabkan keracunan, gangguan pada saluran cerna dan dapat meningkatkab efek obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.
9.        Vitamin K
Vitamin K berfungsi dalam proses pembekuan darah. Vitamin K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat menjadi gama-karboksiglutamat.
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli.Semakin hijau daun-daunan, maka semakin tinggi kandugan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan yang tidak kunjung berhenti.Kelebihan vitamin K dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah, sakit kuning (jaundice), dan kerusakan pada otak.
B. Vitamin Larut Air
            Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi.Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil.Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
1.        Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas.
Vitamin C berfungsi dalam sintesis kolagen; sistesis karnitin, noradrenalin, serotonin; absorpsi dan metabolisme besi; absorpsi kalsium; mencegah infeksi; dan mencegah kanker serta penyakit jantung.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat.Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayur daun-daunan dan jenis kol.
Kekurangan vitamin C dapat dilihat dari gejala lelah; lemah; napas pendek; kejang otot, tulang, dan persendian; kurang nafsu makan; kulit menjadi kering; mulut dan mata kering; rambut rontok; dan perdarahan gusi. Kelebihan vitamin C berasal dari suplemen dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal.
2.        Vitamin B
1.        Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat (TPP) atau Trifosfat (TTP) memegang peranan esensial dalam transformasi energi, konduksi membran dan saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.Tiamin memiliki peran utama dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia tumbuk atau setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia, serealia yang dimakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber tiamin lainnya adalah kacang-kacangan, sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur.
Gejala klinik kekurangan tiamin menyangkut sistem saraf dan jantung yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering.Beri-beri basah ditandai oleh sesak napas dan edema setelah rasa lelah berkepanjangan.Beri-beri kering ditandai oleh kelemahan otot luar biasa dan degenerasi saraf perifer yang dapat berlanjut pada kelumpuhan kaki.
2.        Vitamin B2 (Ribofavin)
Riboflavin terutama berfungsi sebagai koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD), dan Flavin Adenin Monoklueotida (FMN).Kedua enzim flavoprotein terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi sebagai jalur metabolisme energi dan mempengaruhi respirasi sel.
Riboflavin terdapat luas dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan konsumsi riboflavin.
Kekurangan riboflavin adalah mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas.Gejala ini dapat berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah di sekeliling kornea mata.Selain itu dapat juga menyebabkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
3.        Niasin (Asam Nikotinat)
Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida).Nikotianimida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya).Koenzim-koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detksifikasi dimana perannya adalah melepas dan menerima atom hidrogen.NAD juga befungsi dalam sintesis glikogen.
Sumber utama niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tapi kaya triptofan
Kekurangan niasin dapat menyebabkan kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah.Dapat juga menyebabkan 4D (dermatitis, demensia, diare, dan death).
4.        Biotin
Biotin adalah suatu asam monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat.Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran karbondioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Biotin terdapat dalam hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran, dan buah-buahan tertentu (pisang, jeruk, semangka, dan arbei).
Gejala kekurangan biotin pada orang dewasa adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, mual dan muntah-muntah, otot sakit, kulit kering dan bersisik, alopesia (kebotakan setempat), dan kesemutan.Pada bayi berumur di bawah enam bulan terlihat gejala dermatitis sebore dan alopesia.
5.        Asam Pantotenat
                        Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering.
            Asam pantoneat berfungsi untuk metabolisme nutrisi; sintesis kolesterol dan hormon steroid; aktivitas korteks adrenal.Sumbernya dari daging, padi-padian, sereal padi-padian, tumbuhan polong.Akibat kelebihannya adalah peningkatan kebutuhan tiamin, kadang-kadang diare, retensi air.

6.        Vitamin B6 (Kompleks Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin)
Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk, yakni pirodoksin, piridoksal, dan piridoksamin. Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama dalam transmisi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme  protein.
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang.Susu, telur, sayur, dan buah mengandung sedikit vitamin B6.
Akibat dari kekurangan vitamin B6 adalah gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur.Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit.Kekurangan vitamin B berat dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.
 Akibat kelebihan vitamin B6 dapat menyebabkan kerusakan  saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan di kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.
7.                  Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)
Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah mengubah serin dan glisin, oksidasi glisin, metilasi hemosistein menjadi metionin.
Folat terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat.Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.
Kekurangan folat dapat menyebabkan gangguan metabolisme DNA.Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel-sel sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih, serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks rahim.Kekurangan folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah, dan gangguan saluran cerna.

8.                  Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 berfungsi mengubah folat menjadi bentuk aktif dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan saraf. Sumber vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging.
Salah satu gejala kekurangan B12 adalah anemia karena kekurangan folat.Akibat kelebihannya tidak menimbulkan bahaya.


6.   Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah
Kebutuhan gizi bayi usia 0-1 tahun
Bayi 0-1 tahun hanya membutuhkan asi pada umur 0-6 bulan. Sesudah 6 bulan sampai 2 tahun membutuhkan MP-ASI.
a.       ASI memberikan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan. Karena itu, selama 6 bulan bayi cukup diberi ASI (ASI eksklusif)
b.      Pada beberapa hari pertama, payudara mengeluarkan kolostrum yang kaya akan antibody untuk melindungi tubuh bayi terhadap infeksi. Kolostrum juga mengandung substansi yang bermanfaat untuk sistem pencernaan bayi yang mulai bekerja
c.       ASI lebih mudah dicerna dibanding susu formula
d.      Menurut beberapa penelitina, ASI mempunyai sifta elergi sangat rendah. Karenanya, untuk mengurangi gejala alergi, ASI sangat penting diberikan kepada bayi yang orang tuanya punya riwayat alergi. Pada  hakikatnya, makin lama ASI diberikan makin baik untuk bayi.
e.       Pada usia dewasa kemungkinan untuk terkena diabetes, asma, obesitas, dan beberapa penyakit kronis, lebih rendah jika di usia 0-2 tahun diberi ASI.
f.       ASI lebih murah dan mudah diberikan dibanding susu botol.
g.      Dengan menerima ASI, anak akan mudah beradaptasi pada makanan saat mulai diberi MP-ASI
h.      Isapan bayi yang menyusu menghasilkan oxytocin hormone pituitary yang melancarkan keluarnya ASI yang menyebabkan terjadinya kontraksi kandungan dan lebih cepat mengembalikan kandungan ke bentuk semula sebelum kehamilan.
i.        Menyusui menjalin hubungan bonding antara ibu dan bayi
Makanan bayi usia 6 bulan
Pada usia 6 bulan, bayi sudah mempunyai refleks mengunyah dengan pencernaan yang lebi kuat. Banyak ragam untuk makanan pendamping ASI antara lain buah. Untuk buah, umpamanya pisang (pisang kepok merah, pisang raja, pisang ambon), jeruk, labu, dan pepaya yang mesti disajikan dalam bentuk lumat. Diluar buah, berikan pula bubur susu dan biskuit yang dicairkan dengan ASI. Untuk pemberian buah sajikan 2 sendok makan sekali makan untuk 2 kali sehari.Sebaiknya setiap jenis buah yang diperkenalkan kepada bayi untuk pertama kalinya diberikan 2-3 hari berturut-turut supaya anak dapat mengenal rasanya. Setelah bayi mengenal rasa-rasa buah, baru ditambahkan bubur susu. Makanan pendamping ini, disajikan dengan porsi yang kecil agar ASI yang diberikan sebelum makanan pendamping bisa bermanfaat secara optimal.
Makanan bayi usia 6-12 bulan
Karena pada usia 6 bulan alat pencernaan bayi sudah semakin kuat, mulai perkenalkan makanan yang lebih padat dalam bentuk lembek berupa buah, bubur susu, dan tim saring. Pada usia 6-7 bulan, berikan bubur susu, tim saring dan buah. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang, walaupun gigi belum tumbuh. Bayi dapat mengunyah dengan gusi.
Untuk mempertinggikan kandungan gizinya, makanan tim sedikit demi sedikit ditambah dengan zat lemak seperti santan dan minyak. Bahan makanan ini dapat menambah kalori. Disamping menyuguhkan rasa gurih, juga mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak. Sebaiknya garam dan gula jangan diberikan pada bayi sebelum umur 1 tahun.
Pada usia 10 bulan, secara bertahap bayi mesti mulai diperkenalkan dengan makanan yang lebih kental. Bentuk kepadatan nasi tim boleh mendekati kepadatan makanan keluarga. Pada usia 9 bulan, sekali dalam sehari mulai perkenalkan makanan selingan, seperti bubur kacang hijau, puding dari susu dan buah, biskuit dan lain-lain. Untuk menjaga kebersihannya, usahakan agar makanan selingan itu dibuat sendiri.Mulai tahap ini upayakan untuk memperkenalkan aneka jenis makanan secara bergantian. Pengenalan ini akan memudahkan bayi menerima makanan apapun yang diberikan karena telah mengenal rasanya.
Kebutuhan gizi bayi usia 1-5 tahun
Bagi bagi berusia 1 tahun pola makan keluarga bisa mulai diperkenalkan. Tentu saja, dilakukan secara bertahap dan dimulai dengan bentuk lunak (misanya nasi tim tanpa campuran), lauk dan sayuran dalam bentuk lunak yang disajikan secara terpisah.
Selama masa pertumbuhannya pada usia bayi, pertambahan berat badan sangat pesat. Pertambahan ini mulai lamban begitu bayi menginjak usia  tahun dan mulai akti berjalan. Mulai usia 2 atau 3 tahun, akan meningkat secara bertahap sampai usia dewasa. Pada periode usia itu pula umumnya perkembangan fisik, intelektual dan sosialnya mulai berkembang. Ketergantungan mulai berkurang dan biasanya sudah mulai menentukan makanannya dengan menolak yang tidak disukainya.Dalam tahap ini anak memerlukan pengarahan dan pengamatan lebih dari orangtua.Kesadaran untuk mempertahankan pola makan sehat atau seimbang juga diperlukan.
Urusan makanan relatif pasti muncul pada usia balita, karena dari hari ke hari umumnya nafsu makannya naik turun. Adalah kewajiban orangtua untuk selalu memperhatikan dan memonitor jumlah makanannya selama 1 minggu dalam kondisi makanannya tiap hari. Gizi seimbang tetap diterapkan dan beraneka ragam, yaitu :
1.      Golongan sumber tenaga (karbohidrat dan lemak). Terdiri dari nasi, roti, mie, tepung-tepungan, singkong, kentang, gula dan hasilnya. Lemak terdapat dalam margarin, minya, santan, dan lain-lain. Gula juga merupakan sumber tenaga.
2.      Golongan sumber zat pembangun. Terdiri dari daging, ikan, susu, ati, ayam, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Diperlukan untuk pembentukan berbagai jaringan tubuh baru seperti pembentukan gigi, tulang, dan lain-lain.
3.      Golongan sumber zat pengatur. Terdiri dari vitamin dan mineral yang ada dalam sayuran dan buah-buahan. Vitamin A, D, E, K, B, dan C serta masih banyak lagi. Mineral seperti zat besi, kalsium dan lain-lain. Berfungsi untuk mengatur proses metabolisme dan pertumbuhan tubuh.

Prinsip gizi seimbang untuk anak usia sekolah
Makanan dengan kandungan gizi seimbang, cukup energi dan zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak sekolah, sangat dianjurkan.Makanan tersebut sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah.
Berdasarkan Widya Kaya Pangan dan Gizi, maka kecukupan energi dan zat gizi sehari untuk anak usia 7-9 tahun sebagai berikut:
Energi
1900 kalori
Protein
34 gr
Vitamin A
500 ug RE
Vitamin B1
0.9 mg
Vitamin C
45 mg
Kalsium
700 mg
Zat besi
9 mg
Energi dan protein dapat diporeleh dari makanan pokok seperti nasi, mie, roti, dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, telur, tempe, tahu dan kacang-kacangan. Terpenuhinya energi dan protein sesuai kebutuhan, dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan kegemukan pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah dan kacang-kacangan. Terpenuhinya zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kalsium yang dapat diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan serta zat besi yang dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacangan dan sayuran hijau bisa membantu pertumbuhan tulang dan mencegah terjadinya anemia pada anak.
Anjuran jumlah porsi makan usia 7-9 tahun yang memenuhi kebutuhan gizi sehari adalah sebagai berikut.
a.       Nasi 4 porsi penukar (1 porsi nasi = 150 gram)
b.      Sayuran 3 porsi penukar (1 porsi sayuran = 100 gram)
c.       Buah 3 porsi penukar (1 porsi buah = 100 gram)
d.      Tempe 3 porsi penukar ( 1 porsi = 50 gram)
e.       Daging 2 porsi penukar (1 porsi daging= 50 gram)
f.       Susu 1 porsi penukar ( 1 porsi susu = 200 ml susu = 1 gelas)
g.      Minyak 4 porsi penukar (1 porsi minyak = 5 gram)
h.      Gula 2 porsi penukar (1 porsi gula = 10 gram)

Kebutuhan zat gizi dan porsi makanan untuk anak usia 10-12 tahun
Berdasarkan Widya Karya Pangan dan Gizi, maka kecukupan enrgi dan zat gizi sehari untuk anak usia 10-12 tahun sebagai berikut:
-          Energi 1800 kalori
-          Protein 44 gr
-          Vitamin A 600 ug RE
-          Vitamin B1 1,0 mg
-          Vitamin C 50 mg
-          Kalsium 700 mg
-          Zat besi 14 mg
Energi dan protein dapat diporeleh dari makanan pokok seperti nasi, mie, roti, dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, telur, tempe, tahu dan kacang-kacangan. Terpenuhinya energi dan protein sesuai kebutuhan, dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan kegemukan pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah dan kacang-kacangan. Terpenuhinya zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kalsium yang dapat diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan serta zat besi yang dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacangan dan sayuran hijau bisa membantu pertumbuhan tulang dan mencegah terjadinya anemia pada anak.
Anjuran jumlah porsi makan usia 10-12 tahun yang memenuhi kebutuhan gizi sehari (2000 kalori) adalah sebagai berikut.
a.       Nasi 5 porsi penukar (1 porsi nasi = 150 gram)
b.      Sayuran 3 porsi penukar (1 porsi sayuran = 100 gram)
c.       Buah 4 porsi penukar (1 porsi buah = 100 gram)
d.      Tempe 3 porsi penukar ( 1 porsi = 50 gram)
e.       Daging 2 1/2 porsi penukar (1 porsi daging= 50 gram)
f.       Susu 1 porsi penukar ( 1 porsi susu = 200 ml susu = 1 gelas)
g.      Minyak 5 porsi penukar (1 porsi minyak = 5 gram)
h.      Gula 2 porsi penukar (1 porsi gula = 10 gram)
Sedangkan anak perempuan usia 10-12 tahun, anjurkan porsi makanan yang memenuhi kebutuhan gizi (1800 kalori) adalah sebgai berikut:
a.       Nasi 4 porsi penukar (1 porsi nasi = 150 gram)
b.      Sayuran 3 porsi penukar (1 porsi sayuran = 100 gram)
c.       Buah 4 porsi penukar (1 porsi buah = 100 gram)
d.      Tempe 3 porsi penukar ( 1 porsi = 50 gram)
e.       Daging 2 porsi penukar (1 porsi daging= 50 gram)
f.       Susu 1 porsi penukar ( 1 porsi susu = 200 ml susu = 1 gelas)
g.      Minyak 5 porsi penukar (1 porsi minyak = 5 gram)
h.      Gula 2 porsi penukar (1 porsi gula = 10 gram)
7.      Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa
Kebutuhan gizi usia dewasa
Kebutuhan kalori sebenarnya mulai berkurang mengiuti penurunan metabolisme basal mulai usia 5 tahun. Penurunan BMR (Basal Metabolism Rate) sekitar 2-3% per 10 tahun.Kebutuhan kaolori itu tergantung pada aktivitas fisik, jenis kelamin, dan masa tubuh.Individu yang lebi aktif membutuhkan lebih banyak kalori. Zat gizi lain yang berperan antara lain zat besi yang dibutuhkan oleh usia subur selama masa reproduksi, untuk menggantikan kehilangan selama menstruasi, kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Setelah menopause kebutuhan zat besi antara pria dan wanita sama.
Kalsium jga berperan penting untuk pertulangan, mengingat kehilangan kalsium dalam masa tulang berkurang pada masa usia lanjut. Kebiasaan meminum susu atau makan bahan makanan sumber kalsium cukup dianjurkan dalam usia dewasa.
Pengaturan makanan yang baik:
1.      Makanan rndah lemak. Kurangi makanan berlemak yang terlihat dan yang tidak terlihat serta makanan olahan atau jadi.
2.      Makanan rendah kolesterol. Kurangi kuning telur, hewani berlemak (jeroan), otak, dan lain-lain
3.      Makanan lebih banyak serat: buah, sayur, kacang-kacangan
4.      Makana lebih banyak KH kompleks: biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran akar
5.      Hindari alkohol
6.      Baca label makanan. Lemak sebaiknya kurang dari 30% energi, dan komposisinya tidak mengandung minyak dehidrogenasi
7.      Gunakan lebih sering makanan sumber omega 3: ikan laut
8.      Kurangi konsumsi gula
Pilihan lemak: lemak tak jenuh tunggal antaranya minyak zaitun, minyak canola, minyak wijen, minyak kelapa sawit yang berfungsi menurunkan LDL, dan tidak menurunkan HDL kolesterol.
Lemak tak jenuh ganda: sumber nabati sepertu minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak ikan. Lemak tak jenuh ganda ini berfungsi menurunkan kolesterol total dan LDL, sementara HDL relatif tidak berubah.
Lemak jenuh banyak terdapat pada minyak hewani, minyak kelapa, dan processed food. Makanan yang ideal hendaknya mengandung 10% lemak jenuh, 5-10% lemak tak jenuh ganda, dan 10-15% lemak tak jenuh tunggal. Dengan komposisi ini kadar kolesterol, akan dapat dikendalikan. Minyak sawit diketahui mengandung asam lemak tak jenuh ganda sekitar 40% jumlah yang relatif tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan.Dalam pemilihans sebaiknya utamakan jenis makanan yang kandungan asam lemak tak jenuhnya tinggi dan lemak jenuhnya rendah.

8.   Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada lansia

Kecukupan zat gizi pada lansia lebih rendah dari dewasa. Hal ini disesuaikan dengan perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Penambahan usia membuat perubahan perbandingan konsumsi makanan.
Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan, sedikit daging, telur dan susu, dan banyak kacang-kacangan. Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-bahan yang tidak murni seperti beras tidak sosoh, beras jagung, tepung terigu dari gandum utuh, singkong, ubi jalar, talas, pisang, dan sebagainya.Lemak diusahakan berasal dari lemak nabati yang cukup mengandung asam oleat, linoleat dan linolenat, yang banyak terdapat dalam jagung, kedelai, alpukat.Namun, konsumsi karbohidrat dan lemak harus secukupnya saja, sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan.
Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur.Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Adapun persentase kebutuhan zat gizi makro adalah 20%-25% protein, 20% lemak, dan 55%-60% karbohidrat. Asam lemak yang dikonsumsi sebaiknya yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi.Selain itu zat gizi yang banyak defisien pada lansia adalah vitamin B6, B12, folat, vitamin D dan kalsium.Kebutuhan vitamin dan mineral yang diperbolehkan tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.
9.Jelaskan proses menua yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melewati tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik, yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur  tidak proposional.
WHO dan undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. menua bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses  menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Dalam buku ajar geriatric, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemandirian dn kesehatan lanjut usia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
1.       Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2.       Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3.       Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4.       Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5.       Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6.       Penyerapan makanan di usus menurun.
7.       Faktor ekonomi dan social
10.     Identifikasi nutrient yang diperlukan terkait masalah-masalah yang terjadi pada proses menua
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
a.   Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akandisimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b.   Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan.Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
c.    Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
d.   Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
e.    Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
f.    Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
11.     Menjelaskan peran perawat di komunitas untuk mengatasi masalah nutrisi pada lansia

Perawat memiliki peran dalam mengatasi masalah nutrisi pada lansia. Peran tersebut yaitu melakukan pemantauan status nutrisi pada lansia.
1. Penimbangan Berat Badan
a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali
Waspadaipeningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BBlebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan danpenurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekuranganberat badan.
a.       Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TBkurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih.Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang
2. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurangbersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitanmengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkanmakanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsumakan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena halini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebihmudah sakit dan tidak bersemangat.
3.Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari,jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yangbanyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
12.     Menjelaskan masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia.
Risiko klien lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit mungkin berhubungan dekat dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan untuk mengonsentrasikan urin. Klien lansia yang mungkin mengalami penyakit kronik seperti diabetes melitus, gangguan kardiovaskular atau kanker dapat merusak keseimbangan cairan. Selain itu jumlah total air tubuh menurun seiring peningkatan usia (Horne et al, 1991).
Ketidakseimbangan umum yang berhubungan dengan proses penuaan meliputi gangguan cairan hiperosmolar dan hipernatremia.
a.         Ketidakseimbangan hiperosmolar
Penyebabnya diabetes insipidus, interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol secara neurologis, ketoasidosis diabetik, pemberian cairan hipertonik, diuresis osmotik.
b.        Ketidakseimbangan hipernatremia
Penyebabnya mengonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenik, sekresi aldosteron yang berlebihan.
13.  Menjelaskan peran perawat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan pada lansia.
Peran perawat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan pada lansia adalah sebagai fasilitator dan pendamping dalam melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a.       Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :
o    Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
o    Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
o    Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
o    Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
o     Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
o    Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
o    Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi , kelelahan fisik dan mental.
o    Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
b.      Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
o    Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut
o     Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
o    Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
o    Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
o    Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
c.       Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
o    Pelayanan kesehatan dasar
o    Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d.       Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Yang dapat berupa kegiatan :
o    Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan. .
o      Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
o     Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
o    Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
o    Perawatan fisio terapi.
























































DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. Boedhi.,dkk.1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC